SOLOPOS.COM - Rumah Rebin alias Nur Sairodin, 63 di Dusun Senik RT 24 RW 11 Bumirejo Lendah Kulonprogo rusak akibat gempa bumi, Sabtu (26/1/2014). (Foto Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Gempa bumi Kebumen menggoyang Jawa, Sabtu (25/1/2014) siang.  Gempa yang terjadi di kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah selain mengakibatkan rusaknya rumah di Purworejo, juga terasa hingga ke wilayah Jawa Barat.

Sejumlah rumah mengalami kerusakan di Purworejo, Jawa Tengah, akibat gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter yang terjadi pada pukul 12.14 WIB di 104 km sebelah barat daya Kebumen, Jawa Tengah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (25/1/2014), mengatakan BPBD terdekat dari pusat gempa telah mengkonfirmasi tercatat satu rumah roboh dan beberapa mengalami kerusakan di Desa Krandegan, Kecamatan Bacan, Purworejo, Jateng.

Meski demikian BPBD Purworejo, Cilacap, Kebumen, dan daerah-daerah lain yang merasakan gempa masih melakukan pendataan lebih lanjut.

Ia mengatakan BNPB pun belum menerima laporan terkait korban jiwa.

BPBD Purworejo melaporkan masyarakat berhamburan keluar rumah dan kantor saat gempa dengan intensitas VI MMI selama 30 menit terjadi.

Gempa dengan intensitas berbeda juga dirasakan di Yogyakarta, Solo, Boyolali, Klaten, Magelang, Sragen, hingga Semarang.

Menurut Kepala Bidang Informasi Dini Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Wardono, gempa berkekuatan 6,5 SR terjadi di 104 km barat daya Kebumen, Jawa Tengah atau 147 km Barat Daya Yogyakarta pada pukul 12.14 WIB.

Dengan pusat gempa berada di kedalaman 48 km di laut selatan Jawa Tengah maka, menurut dia, getaran memang terasa sampai Bandung, Jakarta, Semarang.

Gempa terjadi sebagai konsekuensi dari pergeseran bagian dalam lempeng Eurasia di luar zona subduksi lempeng Hindia Australia-Eurasia.

Gempa susulan, ujar Wardono, akan terjadi walau tidak sebesar gempa pertama.

Gempa tidak berpotensi tsunami karena itu warga tidak perlu panik, terlebih bagi mereka yang tidak berada di daerah pesisir.

Meski demikian, ia mengatakan warga perlu selalu waspada menghadapi bencana gempa bumi, terutama gempa yang memiliki intensitas hingga VIII MMI yang dapat membuat orang susah berdiri.

Simulasi-simulasi gempa harus dilakukan agar tidak panik ketika menghadapi gempa dengan kekuatan besar.

Salah seorang warga Seturan, Yogyakarta, Parjono mengatakan gempa terasa cukup kuat selama lebih dari 20 detik.

Warga sekitar rumahnya berhamburan keluar saat gempa terjadi.

Ia mengaku telah mengecek rumahnya dan tidak menemukan kerusakan berarti meski barang-barang di dalam rumah sempat bergoyang hebat saat gempa terjadi. Gempa juga dilaporkan terasa hingga Sukabumi, Jawa Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya