SOLOPOS.COM - Wali Kota Madiun, Maidi, bersama anak-anak stunting saat acara makan bersama ratusan anak stunting dan launching Warung Stop Stunting di Taman Ngrowo Bening, Selasa (18/10/2022). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Kota Madiun, Jawa Timur, ditargetkan bebas stunting pada tahun 2024. Berbagai langkah dilakukan Pemerintah Kota Madiun untuk menekan angka stunting. Bahkan, pemkot setempat menganggarkan miliaran rupiah untuk mendukung program tersebut.

Hal itu dismapaikan Wali Kota Madiun saat mengajak makan bersama ratusan anak stunting dan launching Warung Stop Stunting di Taman Ngrowo Bening, Selasa (18/10/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat acara makan bersama itu, ratusan anak stunting dengan ditemani orang tua maupun walinya terlihat menikmati sajian yang telah disediakan. Anak-anak itu pun terlihat bersemangat saat Wali Kota Madiun membagikan balon.

Kepada wartawan, Maidi menyampaikan saat ini anak stunting di Kota Madiun terdata ada 514. Pemkot telah menyiapkan beragam program untuk mengentaskan ratusan anak itu dari stunting.

“Kami targetkan 514 anak stunting bisa dientaskan pada 2024. Sebenarnya angka stunting di Kota Madiun sudah rendah. Tetapi, harus kita hilangkan. Program pemkot mendukung untuk itu,” kata Maidi.

Baca Juga: Penghuni Kos di Madiun Meninggal Diduga Sakit, Ditemukan Obat-Obatan

Dia menuturkan stunting ini memang menjadi masalah di tingkat kota maupun nasional. Saat ini pemkot berhasil mengerem angka kelahiran. Untuk itu, bayi yang akan lahir harus unggul.

Untuk memperbaiki gizi anak stunting tersebut, kata Maidi, pemkot menyediakan voucer belanja senilai Rp374.000 per anak per pekan. Voucer belanja itu bisa digunakan untuk membeli aneka bahan makanan di Warung Stop Stunting yang ada di setiap kelurahan.

“Warung Stop Stunting itu ada di lapak UMKM yang ada di setiap kelurahan. Jadi ada 27 titik Warung Stop Stunting. Orang tua anak stunting bisa membeli kebutuhan makanan di situ,” jelasnya.

Bukan hanya menyediakan voucer belanja, pemkot juga menyediakan uang tunai senilai Rp50.000 untuk membeli makanan siap makan kepada anak stunting. Jadi, mereka sembari berbelanja bahan makanan, bisa membeli makanan matang.

Baca Juga: Tanah Longsor Timpa Rumah di Ponorogo, 1 Orang Patah Tulang

Voucer belanja ini akan diberikan kepada anak stunting selama dua hingga tiga bulan ke depan dengan nilai per pekan Rp374.000.

Lebih lanjut, program serupa juga berlaku untuk ibu yang sedang hamil. Bahkan nilai voucer belanja yang diberikan jauh lebih tinggi, yakni Rp386.000 per ibu hamil per pekan. Para ibu hamil juga bisa membelanjakan voucer itu di lapak UMKM yang ada di setiap kelurahan. Jumlah ibu hamil di Kota Madiun saat ini terdata 408 orang.

“Ibu hamil tidak perlu bingung belanja apa. Dia tinggal merawat kesehatan dan merawat bayi yang ada di dalam kandungan. Tentu harus bahagia. Sehingga anak yang dilahirkan nanti sehat dan tidak stunting,” terangnya.

Dia juga menugaskan tenaga kesehatan di Puskesmas untuk rutin mengecek kondisi anak stunting dan ibu hamil. Makanan yang diberikan kepada mereka juga harus dicek rutin.

Baca Juga: Sepuluh Bulan, 189 Warga Kota Madiun Terjangkit DBD

Untuk berbagai program ini, Pemkot Madiun telah menyiapkan anggaran senilai Rp5,4 miliar. Maidi berharap program ini benar-benar bisa berdampak kepada masyarakat, sehingga anak stunting kondisinya bisa semakin membaik.

“Anak-anak jangan sampai stunting. Harus lepas. Generasi ke depan kalau stunting, nanti repot, sulit. Untuk kita bersama-sama memperbaikinya,” ujar Maidi. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya