Kelombang di laut selatan masih tinggi
Harianjogja.com, JOGJA– Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengingatkan kepada para nelayan untuk tetap hati-hati dan waspada karena gelombang di laut selatan Daerah Istimewa Yogyakarta masih cukup tinggi.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Gelombang laut saat ini masih tergolong tinggi, berkisar ntara 2,5 hingga 4 meter. Kondisi ini masih berbahaya untuk nelayan melaut,” kata Koordinator Pos Klimatologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono, Sabtu (5/11/2016).
Menurut dia, gelombang tinggi yang dalam beberapa bulan terakhir melanda pantai selatan DIY, saat ini belum sepenuhnya mereda dan belum sepenuhnya aman untuk aktivitas nelayan mencari ikan di laut.
“Mereka yang tetap melakukan aktivitas melaut diharapkan untuk berhati-hati. Nelayan, serta wisatawan yang hendak berlibur ke wilayah pesisir juga tetap harus waspada,” katanya, seperti dikuti dari Antara.
Ia mengatakan, kondisi ini karena masih adanya dinamika atmosfir laut yang terjadi hingga beberapa hari ke depan. Yaitu adanya peningkatan suhu permukaan laut di perairan selatan Jawa sebesar 1,5-2 derajat Celcius dari kondisi normal.
Bersambung halaman 2
“Kemudian adanya belokan dan pertemuan angin di sekitar Pulau Jawa. Mengakibatkan munculnya pusat tekanan rendah di ekuator Indonesia,” katanya.
Joko mengatakan, selain menyebabkan gelombang tinggi, kondisi tersebut juga menyebabkan kecepatan angin meningkat.
“Rata-rata kecepatan angin hingga bisa lebih dari 45 kilometer per jam,” katanya.
Anggota SAR Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul Catur Wibowo mengatakan saat ini nelayan di pantai selatan wilayah Kabupaten Bantul mayoritas sudah mulai melakukan aktivitasnya melaut. Setelah selama enam bulan lebih terganggu oleh gelombang tinggi, “Baru sekitar satu minggu ini, aktivitas nelayan sudah kembali normal,” katanya.
Menurut dia, gelombang laut saat ini kondisinya tidak lagi seperti dua-tiga bulan lalu. Ketinggian saat itu bahkan hingga sekitar lima meter. “Nelayan ttetap diminta kewaspadaan!” Katanya.
“Sebelumnya, lebih dari enam bulan nelayan Bantul lebih banyak yang tidak melaut. Mereka berpindah profesi, dari mulai mengelola wisata hingga mencari pasir di Sungai Progo.”katanya.