SOLOPOS.COM - Suasana di Pasar Jamu Nguter, di Kecamatan Nguter, Sukoharjo yang dikenal sebagai salah sentra industri jamu. Foto diambil pada Minggu (26/3/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Wilayah Nguter, Kabupaten Sukoharjo dikenal sebagai sentra industri jamu. Selain itu, Desa Nguter, Kecamatan Nguter ini telah dinobatkan sebagai kampung Destinasi Wisata Jamu di Indonesia.

Ketua Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo, Suwarsi Moertedjo, mengatakan jamu cukup ramai saat pandemi. Setelah pandemi Covid-19, sektor industri jamu juga masih konsisten diminati.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Menurut Suwarsi tingginya minat pada jamu dikarenakan masyarakat sudah banyak yang paham soal kesehatan.

Saat ini juga banyak pengusaha jamu yang mulai bermunculan di berbagai daerah. Selain itu banyak pedagang jamu yang telah beradaptasi dengan fenomena online-shoping melalui marketplace.

“Yang [jamu] pabrik-pabrikan sudah lama penjualan online, kalau di Pasar Jamu mengikuti transaksi mereka masing-masing, menurut kepercayaan. Yang pasar itu ada yang kios pabrikan ada yang cuma jual bahan baku. Saat ini kurang lebih ada 60 anggota [Kojai],” papar Suwarsi saat dihubungi Solopos.com pada Minggu (26/3/2023).

Selain itu, untuk menyokong Destinasi Wisata Jamu Nguter, Pemkab Sukoharjo bersama perusahaan swasta, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) jamu membuka Kafe Jamu. Kafe Jamu yang terletak di Pasar Jamu Nguter ini pun menjadi kafe jamu pertama di Indonesia.

Suwarsi mengaku bahwa Kafe Jamu ini terus berkembang dan mengalami peningkatan. Kafe Jamu tersebut terletak di Pasar Jamu Nguter, yang dirintis sejak 2019.

Program menuju destinasi wisata jamu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melatarbelakangi dibentuknya Kafe Jamu ini sejalan dengan arahan Bupati pada waktu itu.

Awalnya Kafe Jamu tersebut dikelola oleh Konimex karena Kojai Sukoharjo belum siap mengelola usaha tersebut. Kemudian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo mengarahkan agar Kafe Jamu dapat dikelola Kojai Sukoharjo pada 2021.

Karyawan Kafe Jamu Sukoharjo, Amad, menguraikan konsep Kafe Jamu tersebut memang untuk menggaet kaum milenial agar melirik minuman tradisional. Strategi yang digunakan mencampurkan bahan-bahan tradisional dengan bahan lain agar disukai.

Kafe Jamu Sukoharjo biasanya buka mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Namun selama Ramadan, Kafe Jamu buka mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB.

Terdapat 16 jenis jamu di Kafe Jamu Nguter, menu dibuat dengan nama yang unik unik agar menjadi daya tarik pelanggan. Misalnya, tumeric latte terbuat dari kunyit asam dipadu dengan susu kedelai. Lalu ada kunycoco paduan kunyit asam dan air kelapa.

Berikutnya, golden sparkling paduan kunyit asam dan soda, beken abis paduan beras kencur dan susu, dan masih banyak lagi.

Selain menawarkan minuman, Kafe Jamu di Nguter Sukoharjo ini juga menawarkan makanan seperti mi, roti bakar, serta makanan ringan lain.

Harga minuman di Kafe Jamu tersebut mulai Rp8.000 hingga Rp15.000, sementara itu, untuk harga untuk makanan mulai dari Rp10.000 hingga Rp20.000.

Sebelum adanya Kafe Jamu ini, tentu perkembangan industri jamu di wilayah Nguter ini mengalami banyak tranformasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya