SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembelajaran tatap muka (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, JOGJA -- Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Jogja berencana melanjutkan pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah SD dan SMP pada ajaran baru mendatang. Sejumlah sekolah percontohan yang ditunjuk pun menyatakan kesiapan mereka menyelenggarakan PTM.

Kepala SDN Lempuyangwangi, Esti Kartini, menyatakan sebelum ajaran baru dimulai orang tua dan murid akan diberikan angket secara daring. Angket itu berguna untuk mendata kondisi kesehatan, mobilitas, serta kontak siswa terkait dengan Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Screening kami lakukan dengan Google Form. Orang tua mengirim melalui grup WhatsApp kelas, kemudian kami rekap. Angket yang kami kirim berguna untuk menjawab pertanyaan tentang kesehatan siswa dan keluarganya," kata Esti, Rabu (19/5/2021).

Baca Juga: 2 Juru Parkir Nakal di Jogja Dicokok Satgas Saber Pungli, Pasang Tarif Rp25.000

Dalam angket itu, orang tua wajib mengisi data diri siswa. Kemudian ada pula sejumlah pertanyaan berjenis tertutup mengenai mobilitas siswa selama libur Lebaran, kunjungan kerabat dari luar daerah, kondisi peta zonasi di daerah asal siswa, serta terdapat gejala Covid-19 atau tidak.

Esti menjelaskan bahwa angket itu bersifat wajib diisi oleh orang tua siswa. Angket itu sebagai acuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. "Ya kalau ada keluarga yang sakit atau ada yang terpapar, siswa tidak usah mengikuti PTM dulu. Tapi kegiatan PTM kedua ini kami juga menunggu info dari dinas kapan dimulai," ujarnya.

Screening Sederhana

Sementara Kepala SMPN 1 Jogja, Niken Sasanti, mengungkapkan pihaknya juga telah siap menggelar PTM. Pendataan kepada siswa yang siap untuk mengikuti PTM dilakukan secara sederhana juga melalui angket.

Baca Juga: Waspadai Jebakan Juru Parkir Ilegal di Gembira Loka Zoo Jogja, Tarifnya Lima Kali Lipat

"Screening siswa dilakukan secara sederhana oleh sekolah masing-masing, melalui beberapa pertanyaan di Google Form," ungkapnya.

Niken menyatakan selama PTM digelar beberapa waktu lalu pihaknya melihat penegakan protokol kesehatan telah berjalan cukup optimal. Guru melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) di sekolah itu.

"Prokes di sekolah sudah cukup ketat. Siswa, guru dan karyawan wajib cuci tangan, diukur suhunya, menggunakan masker dan hand sanitizer. Ruang kelas juga disemprot desinfektan secara berkala," ujar Niken.

"Siswa juga tidak boleh saling meminjam alat tulis atau peralatan lain. Mereka membawa makanan dan minuman sendiri dan tidak boleh saling meminta. Kegiatan berkelompok misalnya diskusi diatur jaraknya," sambung dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya