SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa. (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, BOYOLALI — Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengimplementasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui Kuliah Kerja Nyata atau KKN Tematik. Rangkaian kegiatan KKN Tematik itu dilaksanakan salah satunya dengan menggelar workshop di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali, Kamis (24/2/2022).

Ketua Tim MBKM, Sigit Prastowo, menyatakan KKN Tematik membutuhkan peran aktif dan sinergi dari desa. “Sehingga ini sinerginya kampus punya teknologinya, punya ilmu, tapi tidak serta merta implementasi tanpa pendekatan atau sinergi ke desa, kan ga mungkin. Desa punya masalah, tapi kadang akses teknologinya tidak punya kan ini juga tidak jalan,” katanya saat ditemui di lokasi workshop, Kamis.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sigit menyatakan KKN Tematik menghimpun informasi terkait potensi dan kendala desa. “Dulu biasanya kan, bagi mahasiswa datang KKN 45 hari mereka datang baru mencari masalah [kendala atau potensi desa] selama seminggu katakanlah, minggu kedua baru proses melakukan [program]. Itu kan takes time gitu lho dan programnya tidak akan selesai,” jelas Sigit.

Baca juga: Buruh Boyolali Berunjuk Rasa Tolak JHT Cair di Usia 56 Tahun

Untuk menghemat waktu Sigit mengaku mencoba mengumpulkan apa yang dibutuhkan desa-desa, melalui formulir yang telah diberikan kepada mahasiswa KKN sebelumnya, sehingga potensi atau kendala desa sudah terpetakan.

“Kepala desa mangga punya masalah apa, nah dari situ kita tentukan dulu programnya apa, nah nanti kalau adik-adik turun ke lapangan atau dosen turun ke lapangan, nah sudah membawa solusi dari masalah yang kemarin sudah disampaikan, jadi kita menjemput bola [ke desa],” ucapnya.

Program Kemanusiaan

Sigit menambahkan waktu KKN Tematik bisa saja diperpanjang dari 45 hari menjadi 6 bulan. Sigit mengaku saat ini sedang dalam proses transisi, artinya setelah 45 hari mahasiswa yang melakukan KKN diperbolehkan kalau mau kembali lagi ke desa untuk melakukan penelitian, program kemanusiaan, dengan syarat mahasiswa menyelesaikan 20 SKS saat KKN.

Baca juga: Relawan Kereto Jowo Kanoman Boyolali Pikul Keranda hingga Ngecor Jalan

Untuk lokasi KKN Tematik juga dilakukan selain di Soloraya. “Hampir semua Indonesia sebenarnya, karena yang tidak bisa mahasiswa kesini, melakukan di dekat rumahnya, dekat domisilinya, kalau ada yang di Sumatra ya di sana di wilayah itu dikerjakan” jelas Sigit.

Ditemui terpisah, Ketua KKN Tematik Banyuanyar, Asyam Bagus, mengaku dengan survei dari dosen dan laporan dari kepala desa membantu mahasiswa ketika di lapangan.

“Ketika udah ada tema yang bisa kami kembangkan, itu sampai desa ya langsung aja [menjalankan program], karena sudah ada gambaran,” kata mahasiswa prodi Teknik Bangunan itu.

Baca juga: Komplet, Kampung Seni hingga Kampung Kopi Ada di Banyuanyar Boyolali

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya