SOLOPOS.COM - Peserta kirab berjalan bersama membawa bendera dan spanduk saat melintas di kawasan Jl. Dr. Radjiman, Solo, Senin (17/10/2016). Kirab yang digelar pengurus Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Solo itu dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 22 Oktober. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

PCNU Kota Solo menggelar kirab menyusuri sejumlah ruas jalan di Kota Solo untuk memperingati Hari Santri.

Solopos.com, SOLO — Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Solo, Helmi Achmad Sakdilah, membawa tongkat lengkap dengan bendera PCNU di ujungnya. Ia berdiri di bagian paling utara di antara rombongan kirab menyambut Hari Santri Nasional di Jl. Honggowongso, Solo, Senin (17/10/2016).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ratusan kader NU berbaris rapi dari utara ke selatan di ruas jalan tersebut. Mereka adalah pengurus cabang (PC), majelis wakil cabang (MWC), dan segenap badan otonom NU Kota Solo seperti Muslimat NU, GP Ansor, Banser, Fatayat, IPNU, IPPNU, Lesbumi, pencak silat NU Pagar Nusa, dan simpatisan lainnya.

Sekitar pukul 16.00 WIB, Helmi mengibarkan bendera PCNU. Kibaran bendera itu sekaligus menjadi acara simbolis untuk melepas para kader yang mengikuti kirab tersebut.

Di barisan paling depan, tampak enam kader NU mengendarai skuter matic (skutic) besar. Selanjutnya barisan-barisan lain berjalan sesuai badan otonom masing-masing.

Selain membawa spanduk dan bendera, ada pula beberapa peserta kirab yang mengenakan pakaian unik dari barang bekas. Permainan alat musik hadrah juga menggema sepanjang perjalanan.

Dari Jl. Honggowongso, rombongan berjalan kaki ke utara. Sampai di simpang empat Pasar Kembang, mereka berbelok ke barat menyusuri Jl. Dr. Radjiman. Mereka kemudian berbelok ke kanan atau utara di pertigaan menuju Jl. Dr. Wahidin atau ke arah Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegal Sari.

Massa kemudian berbelok ke barat di pertigaan Mangkuyudan. Jl. Samanhudi menjadi saksi atas semangat para peserta kirab. Kirab itu finis di Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan.

Di akhir acara, mereka mengumandangkan salawat nariyah berjemaah di pondok pesantren terkemuka di Solo tersebut. Ketua PCNU Solo, Helmi, mengatakan acara itu dilaksanakan untuk menyambut Hari Santri Nasional 22 Oktober sekaligus mengenang resolusi jihad NU.

Acara itu juga bertepatan dengan kedatangan tim kirab resolusi jihad dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang berangkat dari Banyuwangi, Jawa Timur, 13 Oktober lalu. “Hari ini mereka ke Madiun, Sragen, Solo, Klaten, kemudian Jogja. Rombongan PBNU dengan PCNU Solo bertemu di Ponpes Al Muayyad. Rencananya, tim dari PBNU sampai di Jakarta pada 21 Oktober. Rombongan berjumlah 125 orang,” ujar dia kepada wartawan.

Ia berharap kirab tersebut bisa memperkuat ukhuwah islamiah, khususnya warga NU. Selain itu, ia berharap kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia makin terjaga.

Ketua panitia kirab, Nur Kholis, mengatakan penetapan Hari Santri oleh Presiden Jokowi tahun lalu membuat warga NU semakin menyadari betapa hebatnya perjuangan para alim ulama, kiai, dan para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia mengatakan NU ingin meniru dan mewarisi semangat juang yang digelorakan para pendahulu tersebut dalam refleksi kirab resolusi jihad hari itu.

Sekretaris PCNU Solo, Martanto, mengatakan awalnya panitia menargetkan peserta sebanyak 1.000 orang. Sebanyak 875 orang dari Solo dan sisanya dari daerah sekitar yang ikut berpartisipasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya