SOLOPOS.COM - Satryo Hadinagoro (Dokumentasi)

Satryo Hadinagoro (Dokumentasi)

SOLO–Datok Seri Paduka Lim Kim Ming, warga Malaysia yang mengaku menjadi korban jual-beli gelar Keraton Solo yang dilakukan oknum di Malaysia, akhirnya diberi gelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hari Minggu (16/12/2012) siang, Datok Lim sengaja datang ke Keraton untuk mengklarifikasi kepada Keraton karena telah tertipu oleh oknum yang memperjualbelikan gelar kebangsawanan. Kedatangannya ke Keraton, ujar dia, juga bertujuan membantu Keraton mengungkap jual beli gelar Keraton Solo di Malaysia.

Pernyataan Datok Lim tersebut dibenarkan kerabat Keraton Solo, KRMH Satriyo Hadinagoro. Menurutnya, Datuk Lim baru kali pertama datang ke Keraton, Minggu kemarin. Selain itu, menurutnya, Lim juga belum mendapatkan gelar karena belum diwisuda dan diberi tanda bukti oleh Keraton.

”Dia belum diwisuda oleh Keraton, jadi belum sah gelarnya. Wisuda itu harus dilakukan di Keraton dan dilakukan oleh lembaga Keraton, jadi yang diwisuda di luar itu gelarnya tidak sah. Termasuk beberapa warga yang diwisuda di luar Keraton beberapa waktu lalu, itu juga tidak sah,” katanya, Minggu.

KP Satriyo menambahkan atas jasa yang diberikan Datok Lim yang membantu mengungkap jual-beli gelar, saat ini datuk diberi gelar oleh Keraton. Sedangkan pemberian gelar untuk Datok Lim akan dilakukan saat tingalan jumenengan. ”Tidak mudah memberikan gelar, harus sesuai prosedur dan dilakukan di Keraton,” pungkasnya.

Sebelumnya, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mencurigai adanya jual-beli gelar yang dilakukan warga negara Malaysia. Kejadian itu berlangsung selama tiga bulan terakhir. Selain adanya dugaan praktik jual-beli gelar, warga Malaysia berani memalsukan tanda penghargaan dari Keraton Solo.

”Kami mendapatkan informasi telah terjadi jual-beli gelar kehormatan Keraton. Informasi itu kemudian kami telusuri dan ternyata benar,” seorang staf Keraton Solo, Kanjeng Pangeran Harya Adipati (KPHA), Hari Sulistyono Sosronegoro, saat dijumpai wartawan di RM Orient Solo, Kamis (13/12) sore.

Sebagaimana diketahui, hingga kini konflik Keraton Solo masih terjadi, antara kubu PB XIII-Maha Patih Tedjowulan dan kubu Dewan Adat Keraton yang dipimpin GKR Koes Moertiyah (Mbak Moeng).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya