SOLOPOS.COM - Festival 5 Gunung di Magelang. (Antara)

Solopos.com, MAGELANG — Festival Lima Gunung XX/2021 putaran kedua diadakan di persawahan Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kabupaten Magelang. Festival ini menjadi ungkapan bersama para seniman petani Komunitas Lima Gunung untuk keselamatan nilai-nilai kemanusiaan dari pandemi Covid-19.

Mengutip Antara, Senin (30/8/2021), para perwakilan tokoh komunitas dari kawasan lima gunung yang mengelilingi Kabupaten Magelang itu, melanjutkan festival tahunan secara mandiri mereka dengan jumlah peserta terbatas, sekitar 50 orang.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Mereka juga menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19, terutama terkait dengan pemakaian masker, pengaturan jarak, dan tanpa penonton bersifat massa. Kawasan lima gunung itu, meliputi Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh.

Baca Juga : Pecahan Tembikar Ditemukan di Lahan Sky Walk Mendut-Pawon

Festival mereka tahun ini untuk putaran pertama berlangsung di sumber air Tlompak Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang pada 21 Mei 2021. Tema festival tahun ini, Peradaban Desa.

Puncak lanjutan festival ditandai dengan ungkapan pengharapan dan doa melalui tembang berbahasa Jawa, Dandanggula dan Singgah-Singgah, yang dilantunkan Ketua Komunitas Lima Gunung, Supadi Haryanto, ditimpali suluk oleh dalang Komunitas Lima Gunung yang juga Kepala Dusun Sudimoro, Sih Agung Prasetyo.

Keduanya memainkan performa di areal persawahan diiringi suara macam-macam satwa yang disajikan secara bersahut-sahutan oleh anak-anak dusun setempat, sambil tetap memegang properti wayang gunungan. Tak ada tabuhan alat musik dan perangkat tata suara dalam lanjutan festival itu, sebagaimana festival mereka sebelum pandemi.

Baca Juga : China Incar Salak Nglumut Organik Lereng Merapi

“Semoga kita semua melewati pandemi dengan selamat. Warga Sudimoro, warga Baleagung, dan Komunitas Lima Gunung dan kita semua berolah rahayu,” demikian sepenggal terjemahan suluk yang disajikan dalang Sih Agung.

Hadir pada putaran kedua festival itu, antara lain budayawan Magelang yang juga perintis Komunitas Lima Gunung, sekitar dua dasa warsa lalu, Sutanto Mendut, Kepala Desa Baleagung (Kecamatan Grabag) Nur Muhammad Solikhin, dan penari berasal dari Equador yang sekitar dua tahun terakhir di Indonesia, Cristina Duque.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya