Solopos-fm
Selasa, 19 Juli 2011 - 18:20 WIB

Gelandangan dan pengemis menjelang Puasa dan Lebaran

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

internet

Advertisement

[SPFM], Setiap kali menjelang Puasa dan Lebaran, gelandangan dan pengemis menyerbu kota-kota besar, termasuk Solo. Hampir bisa dipastikan, mereka segera mendatangi tempat-tempat keramaian untuk meminta belas kasihan orang lain.

Seolah menjadi agenda yang rutin pula, dinas-dinas terkait di berbagai instansi menyiapkan langkah antisipasi. Langkah paling mudah dan paling sering dilakukan adalah merazia mereka.  Setelah dibina, kemudian dipulangkan ke daerah asal.

Itulah yang terjadi nyaris setiap tahun. Repotnya, hal itu menjadi masalah sosial setiap tahun, dan ditangani dengan pola penanganan yang sama. Akibatnya, razia terhadap gelandangan dan pengemis menjadi agenda tahunan.

Advertisement

Lebih parah lagi. Agenda tahunan ini juga diwarnai dengan gelandangan dan pengemis dari luar daerah.  Karena itu, jika ada gelandangan yang datang dari luar kota akan dikembalikan ke daerah asalnya. Hal  serupa itu juga berlaku sebaliknya. Ini pulalah yang  menyebabkan penuntasan masalah Gepeng seolah berputar-putar, saling lempar sehingga tak berujung penuntasan.

Persoalan Gepeng, menjelang Puasa dan Lebaran ini menjadi kian menjadi-jadi, apalagi jika mereka juga sudah mulai memaksa untuk meminta sedekah. Dalam hal ini, terkadang kita juga menjadi bimbang : terkadang kita tergerak untuk memberi, karena kita menganggap mereka kurang beruntung, sehingga nekat dan terpaksa meminta kepada orang lain.

Namun, di sisi lain kita kadang terpikirkan : jika mereka diberi sedekah (uang), itu sama halnya membuat mereka malas dan tidak mau mencari pekerjaan yang layak untuk menghidupi diri.

Advertisement

Terkadang pula, kita juga prihatin jika melihat mereka dikejar-kejar dimasukkan dalam truk, karena dianggap mengganggu keindahan kota.  Bagaimana pun mereka adalah bagian dari masyarakat yang terpinggirkan dan butuh diberdayakan.

Demikianlah, persoalan Gepeng sepertinya sudah menjadi tradisi. Penanganannya pun mempunyai pola tersendiri. Dirazia. Dibina. Dipulangkan. Nah, jika seperti itu apakah razia merupakan cara efektif untuk mengatasi persoalan Gepeng yang jumlahnya bertambah setiap hari besar, terutama Puasa dan Lebaran?

Sampaikan komentar Anda di Dinamika 103 edisi  Rabu (20/7) mulai pukul 08.05-10.00. Komentar bisa Anda sampaikan melalui  telpon (0271) 739367 dan 739389 atau SMS di 081226103103 dan 01817444103 atau melalui akun facebook kami di Soloposfm Solo Surakarta maupun melalui website ini.  [SPFM /ary]

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif