SOLOPOS.COM - Seorang pengendara sepeda melintasi seorang gelandangan yang tengah beristirahat di bawah pohon di Jalan Solo-Tawangmangu, Kamis (11/9/2014). Sedikitnya tiga orang gelandangan tampak berkeliaran di ruas jalan tersebut. (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR—Sejumlah gelandangan tampak berkeliaran di lereng Gunung Lawu, tepatnya sepanjang Jl. Lawu hingga Jalan Solo-Tawangmangu.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, pekan ini, di Jl. Lawu tepatnya di Dusun Harjosari, Desa Bejen, Kecamatan Karanganyar, tampak satu orang gelandangan berjenis kelamin pria yang beristirahat di trotoar tepi jalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekitar satu kilometer berikutnya satu orang gelandangan berpakaian hitam tertidur di bawah pohon turus jalan.

Hingga Jalan Solo-Tawangmangu sedikitnya tiga gelandangan lagi berjalan kaki dengan pakaian compang-camping.

Ekspedisi Mudik 2024

Dimintai kofirmasi mengenai hal ini, Kepala Bidang (Kabid) Sosial, Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Karanganyar, Didik Siswanto menuding sejumlah gelandangan itu adalah buangan dari luar daerah.

Pihaknya rutin melakukan razia bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Namun, lanjut dia, tak begitu lama usai razia digelar, gelandangan tersebut kembali bermunculan.

“Kami rutin menggelar razia bersama dengan Satpol PP. Memang setelah dirazia, jalan-jalan Karanganyar bersih. Tapi tak begitu lama, [gelandangan] datang lagi. Kami menduga buangan dari luar daerah. Dilepas kemudian berkeliaran sendiri karena mayoritas hilang akal,” tutur dia, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (11/9).

Didik menambahkan kondisi tersebut terjadi telah lama, lantaran persoalan gelandangan merupakan hal yang umum terjadi di daerah.

Tak Punya Barehsos

Dikatakan lebih lanjut, Bumi Intanpari tak memiliki balai rehabilitasi sosial (Barehsos). Penanganan gelandangan, sambung Didik, diantaranya adalah dirujuk ke rumah sakit jiwa, yang lantas rehabilitasi dilakukan di Barehsos milik Pemprov Jawa Tengah.

“Kesulitan kami adalah mencari tempat penampungan sementara jika Barehsos Pemprov penuh. Tapi selama ini masih bisa teratasi karena jumlah gelandangan yang dirazia tidak begitu banyak,” imbuh dia.

Didik mengaku menerima aduan dari masyarakat terkait dua warga yang telah hilang akal, namun tidak ada kerabat yang merawat. Aduan tersebut berasal dari warga di daerah Karanganyar Selatan, tepatnya di sekitar SMA Negeri 1 Karanganyar.

“Kami sudah cari ke lokasi, tapi tidak ketemu. Kalau ketemu rencana kami ingin rujuk ke rumah sakit jiwa,” tandasnya.

Dihubungi terpisah, Kasi Ketertiban dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Karanganyar, Joko Purwanto menjelaskan kali terakhir menggelar razia gelandangan adalah pada Agustus lalu.

Terkait sejumlah gelandangan yang akhir-akhir ini merebak, ia mengaku bakal berkoordinasi dengan dinas terakait guna kembali menggelar razia.

“Belum ada aduan terbaru soal gelandangan. Saat ini kami tengah fokus menata eks Warung Ayu, Kebakkramat. Secepatnya kami akan gelar razia jika memang banyak gelandangan,” pungkas Joko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya