SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Menko Maritimvest Luhut Binsar Pandjaitan saat diwawancara dalam podcast Deddy Corbuzier. (Youtube.com-Deddy Corbuzier)

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membuat geger karena mengaku punya big data tentang mayoritas orang yang menginginkan masa jabatan Presiden Jokowi diperpanjang.

Banyak kalangan mempertanyakan kebenaran data yang menjadi sumber pernyataan Menteri Luhut Binsar Pandjaitan itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi, menyatakan tak bisa membuka soal klaim big data yang berisi percakapan 110 juta orang di media sosial mendukung penundaan Pemilu 2024. Jodi hanya menyatakan bahwa itu data internal mereka.

Baca Juga: PDIP Gerah dengan Luhut, Hasto: Pembantu Presiden Jangan Beda Omongan

Ekspedisi Mudik 2024

“Itu data-data dari berbagai sumber yang terangkum dalam big data yang dikelola secara internal,” ujar Jodi saat dihubungi, Selasa (15/3/2022).

Seperti diberitakan, dalam wawancara di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Luhut mengklaim memiliki data bahwa wacana penundaan pemilu didukung oleh 110 juta warganet.

Klaim yang sama pernah disuarakan oleh Ketua Umum Partai Keadilan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Muhaimin menyatakan dari 100 juta akun di media sosial, sebanyak 60 persen mendukung penundaan pemilu dan 40 persen menolak.

Tapi Jodi enggan membeberkan data lengkap dari klaim Luhut itu. Saat ditanya soal metode ilmiah pengumpulan data tersebut, dia hanya menjawab singkat. “Saya enggak punya otoritas untuk itu.”

Baca Juga: Rocky Gerung: Luhut Binsar Pandjaitan Pimpin Makar dari Dalam

Menurut Jodi, Luhut sebagai bagian dari pemerintah selalu menyerap semua aspirasi publik dengan pengelolaan data-data dari berbagai sumber yang kemudian terangkum dalam big data.

Menurutnya, Luhut tak ambil pusing jika kemudian banyak yang mengkritik datanya itu. “(Beliau) santai aja, kan cuma menyampaikan wacana yang bermunculan,” ujar Jodi.

Klaim Luhut dan Muhaimin itu diragukan oleh banyak pihak. Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, mempertanyakan validitas data para pejabat pemerintah itu yang menyatakan mendukung perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo dan soal presiden 3 periode.

“Sumber klaim data 110 juta netizen bicara soal presiden 3 periode atau perpanjangan itu dari mana?” cuitnya dalam akun Twitter @ismailfahmi.

Baca Juga: Luhut: Bukan Mustahil, Jokowi Tiga Periode Tergantung DPR

Direktur Eksekutif IndoStrategic Ahmad Khoirul Umam bahkan menuding Luhut memanipulasi informasi. “Yang disampaikan Pak Luhut itu jelas itu adalah manipulasi informasi. Data 110 juta itu jelas tidak merepresentasikan apapun karena tidak ada konfirmasi data yang mana,” kata pakar ilmu politik ini dalam diskusi Total Politik di Jakarta, Minggu (13/3/2022).

Politikus PDIP Adian Napitupulu menilai klaim big data Luhut Binsar Pandjaitan dan Muhaimin Iskandar tersebut penting dijelaskan kepada publik.

Tujuannya, supaya jelas dari mana dan bagaimana metode ilmiah pengumpulan datanya. “Angka 100-an juta itu dari mana saja? Kenapa paparan tersebut penting? Karena suara rakyat tidak bisa diklaim semena-mena,” ujar Sekretaris Jenderal Persatuan Nasional Aktivis ’98 itu.

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Soal Klaim Big Data Penundaan Pemilu, Jubir Luhut Binsar Pandjaitan Tak Bisa Menjelaskan”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya