Solopos.com, SOLO — Keaslian ijazah SMA milik calon presiden (capres) petahana, Joko Widodo alias, menjadi perdebatan di antara warganet. Perdebatan itu bermula kala pengguna akun Twitter @IreneViena dengan berani menyatakan rela mati dan masuk neraka jika benar Jokowi merupakan lulusan SMAN 6 Surakarta.
Ia menganggap Jokowi bukan merupakan lulusan SMAN 6 Surakarta karena menurutnya sekolah tersebut baru berdiri pada 1986. “Jika benar Presiden Joko Widodo adalah mantan siswa SMA 6 Surakarta pada antara tahun 1977 sampai 1982. Saya rela mati sekarang dan masuk neraka. Kok nekad? Ya nekad donk. SMAN 6 Surakarta baru ada tahun 1986. Jadi Jokowi SMAnya dimana? Emboh! Bukan urusanku!” kicaunya, Sabtu (12/1/2019).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Namun, berdasarkan lampiran berkas yang terdapat di laman resmi KPU, Jokowi memang bukan merupakan lulusan SMAN 6 Surakata, melainkan lulusan Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) yang merupakan cikal bakal SMAN 6 Surakata.
Berdasarkan data pada laman resmi SMAN 6 Solo, Sman6surakarta.sch.id, yang diakses pada Kamis (17/1/2019), SMAN 6 Surakarta berdiri pada 1975 dengan nama Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) Nomor 40 Surakarta.
Meski bernama SMPP, kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 1975 SMA. Baru pada 9 Agustus 1985, SMPP Surakarta berubah nama menjadi SMA Negeri 6 Surakarta yang digunakan sampai sekarang.
Meski demikian, pengguna akun Twitter @IreneViena masih getol menggaungkan bahwa capres nomor urut 01 itu memakai ijazah palsu dalam pencalonannya di Pilpres 2019. Dalam kicauan terbarunya, pengguna akun Twitter @IreneViena menuding KPU tak melakukan veriifkasi tehadap keaslian ijazah Joko Widodo.
Jika benar Presiden Joko Widodo adalah mantan siswa SMA 6 Surakarta pada antara tahun 1977 sampai 1982
Saya rela mati sekarang dan masuk neraka
Kok nekad?
Ya nekad donk. SMA N 6 Surakarta baru ada tahun 1986Jadi Jokowi SMA nya dimana?
Emboh !
Bukan urusanku !
— Irene (@IreneViena) January 13, 2019