SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Pedagang di Pasar Jumantono, Karanganyar, digegerkan oleh temuan ceceran darah di sejumlah los dan dinding sumur di pasar tersebut pada Minggu (25/8/2019). Namun setelah melakukan penyelidikan sementara, polisi tak menemukan adanya jasad hewan maupun manusia.

Anggota Polsek Jumantono, Inafis Polres Karanganyar, Satuan Reskrim Polres Karanganyar, Tim SAR Karanganyar, sukarelawan, dan BPBD Karanganyar mengecek lokasi. Polisi memasang garis polisi di sekitar sumur. Salah satu anggota Tim SAR Karanganyar masuk ke sumur memastikan kondisi di dalam sumur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota Tim SAR Karanganyar sempat mengalami kesulitan saat masuk ke sumur lantaran diameter bibir sumur hanya 50 cm dan kedalamannya mencapai 25 m. Koordinator Lapangan dan Bagian Operasional Tim SAR Karanganyar, Fauzan Rosyid, menyampaikan isi bagian bawah sumur adalah padas dan sampah.

Fauzan mengaku tidak menemukan bangkai binatang atau tubuh manusia di sumur. Tetapi, dia mengambil kain pita warna merah, gembok, dan kunci. Pita merah terlilit pada kunci yang menempel pada gembok. Pita warna merah itu diduga dilihat warga dari bibir sumur sebagai darah dan menyerupai usus.

Ekspedisi Mudik 2024

Fauzan menuturkan proses operasi sejak datang ke lokasi hingga rampung berlangsung 2 jam karena petugas harus mengubah sistem evakuasi masuk ke sumur. Awalnya dirinya menggendong tabung oksigen dan masuk sumur, tetapi bisa masuk ke dasar sumur karena diameter menyempit di bagian bawah. Dia hanya dapat masuk sedalam 3 meter.

Sistem diubah dengan konsep menurunkan tabung oksigen terlebih dahulu kemudian disusul anggota Tim SAR. Tabung dengan anggota Tim SAR berjarak 50 cm. Hasilnya?

“Negatif, tidak ada bangkai binatang maupun tubuh manusia atau bayi seperti yang dikhawatirkan orang-orang. Saya menemukan kain merah panjang 50 cm, kunci menempel pada gembok. Itu bagian bawah sumur padat. Adanya sampah. Saya injak bawah itu padas. Tidak ada air. Saya membuka masker oksigen, tidak bau amis atau bangkai,” ujar dia saat di lokasi kejadian.

Di sisi lain, anggota Tim Inafis Polres Karanganyar ke lokasi untuk mengecek informasi ceceran darah di sejumlah lokasi di pasar. Mereka juga mengambil sampel darah yang menempel di dinding luar sumur menggunakan cotton bud. Darah itu akan dicek untuk memastikan apakah itu darah manusia atau bukan.

Kapolsek Jumantono, AKP Joko Hartoyo, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Catur Gatot Efendi, menuturkan Tim Inafis Polres Karanganyar sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Laporan warga sudah ditindaklanjuti. Kasus itu sedang diselidiki,” ujar dia saat berbincang dengan wartawan di lokasi kejadian.

Diberitakan sebelumnya oleh Solopos.com, ceceran darah ditemukan di sejumlah lokasi, seperti lantai dan tiang los sayur, lantai depan kamar mandi, dan dinding sumur di dalam pasar. Ceceran darah paling banyak ditemukan di lantai dan tiang los sayur. Dimulai dari lantai dan tiang los sayur di pasar bagian belakang. Di dekat los itu terdapat kios penggilingan daging dan tempat sampah pasar.

Ceceran darah ditemukan samar-samar di los sayur bagian tengah pasar. Ceceran darah mengarah ke lantai depan kamar mandi. Setelah itu mengarah ke lantai los sayur di depan kamar mandi. Setelah itu, warga menemikan ceceran darah di dinding sumur dekat kamar mandi.

Sejumlah pedagang diduga melihat ceceran darah sejak pagi saat menggelar lapak. Pasar Jumantono atau sering disebut warga sekitar Pasar Kakum buka setiap pasaran Pahing dan Wage.

Triyono, pedagang ikan segar yang menggelar lapak di dekat sumur, Triyono, menuturkan mengetahui bercak darah sejak membuka lapak pukul 04.30 WIB. Tetapi kejadian tersebut baru dilaporkan kepada polisi sekitar pukul 09.30 WIB. Dia beralasan menunggu pedagang rampung berjualan supaya tidak menimbulkan kegaduhan.

“Kami lihat ada ceceran darah. Banyak di beberapa lokasi. Kok ada di dinding sumur. Hla kami khawatir kalau sesuatu masuk sumur. Kami nyalakan senter disorot ke dalam sumur, enggak kelihatan, gelap. Lalu pakai bantuan kaca spion untuk memantulkan cahaya matahari, kelihatan warna merah dan sesuatu seperti usus. Lalu kami lapor,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.

Triyono menuturkan bau darah anyir khas darah manusia. Hal itu semakin membuatnya yakin melaporkan hal itu ke polisi. Petugas parkir di Pasar Jumantono, Handoko, menuturkan sumur sudah tidak digunakan kurang lebih dua tahun. Pedagang maupun sejumlah warga menggunakan sumur untuk membuang sampah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya