SOLOPOS.COM - Warga berunjuk rasa di depan Balai Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen, sebagai buntut gagalnya perbaikan 18 titik jalan, Selasa (12/1/2021). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Puluhan warga Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, menggelar unjuk rasa di halaman balai desa setempat, Selasa (12/1/2021). Mereka meminta pertanggungjawaban kepala desa (kades) terkait batalnya kegiatan pengaspalan 18 ruas jalan pada 2020.

Pantauan Solopos.com di lokasi, warga berdatangan dengan membentangkan spanduk dan poster. Salah satu spanduk bertuliskan, ”Jogolah desaku, jangan dikhianiati.” Terdapat juga poster bertuliskan, “Yang jatuh itu pesawat Sriwijaya Pak Lurah, kenapa Rp570 juta ikut jatih.”

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga memprotes Kades Pengkok, Sugimin, karena tidak bisa merealisasikan pengaspalan 18 ruas jalan yang bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) senilai Rp570 juta pada APBD Sragen 2020. Dana tersebut akhirnya dikembalikan ke kas daerah (kasda) karena tidak bisa dibelanjakan. Warga menuntut sang kades mundur dari jabatannya jika tak mampu bertanggung jawab atas dikembalikannya BKK senilai Rp570 juta itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Hari Pertama PPKM Sragen, Hajatan di 5 Kecamatan Dibubarkan

“Pada 30 November, BKK itu sebenarnya sudah masuk ke rekening desa. Seharusnya, proyek pengaspalan hotmix jalan itu terlaksana hingga akhir Desember. Namun, hingga Januari dan sudah berganti tahun, pekerjaan belum terlaksana. Malah dana itu dikembalikan ke kasda,” ujar Sudarno, warga Pengkok RT 13, saat ditemui wartawan di lokasi.

Sudarno menyayangkan dana senilai Rp570 juta itu akhirnya balik ke kasda. Padahal, kondisi aspal jalan di perdukuhan di Desa Pengkok sudah banyak yang rusak sehingga mendesak untuk diperbaiki. “Sebagai warga biasa, kami berharap jalan itu segera diperbaiki. Kalau dana sudah ada, tapi jalan tak kunjung diperbaiki, itu artinya Pak Lurah tidak bisa bekerja. Sangat disayangkan dana itu kembali ke kasda,” ujar Sudarno.

Pajero Hilang Kendali dan Terhempas Di Tol Sragen, Pengemudinya Meninggal Dunia

Program Aspirasi

Saat di depan balai desa terjadi aksi demo, sebagian warga mengikuti audiensi dengan kades. Audiensi itu juga dihadiri dua anggota DPRD Sragen yakni Sugiarto dan Hagung Susilo Bayu Aji. Kebetulan BKK senilai Rp570 juta itu cair melalui aspirasi yang dibawa oleh kedua politikus PDIP dan Gerindra tersebut. Hadir pula Camat Kedawung, Nugroho Dwi Wibowo.

Pada kesempatan itu, Sugiarto mengaku kecewa dengan dikembalikannya BKK Rp570 juta itu ke kasda. Menurutnya, kejadian itu menandakan kades tidak bisa bekerja. Dia menegaskan, BKK yang kembali ke kasda akan menjadi sisa lebih penggunaan anggara (silpa) yang menjadi sumber pendapatan pada APBD 2021. Oleh sebab itu, BKK itu tidak bisa ditarik kembali. “Kalau ada kendala seharusnya bisa direkayasa bagaimana baiknya. Yang jelas ini menandakan Pak Kades tidak bisa bekerja,” sesalnya.

PSBB Sragen: Hajatan Dilarang, Akad Nikah Dibatasi 7 Orang

Sementara itu, Sugimin sempat menemui warga yang berunjuk rasa di depan balai desa. Dia meminta maaf atas dikembalikannya BKK ke kasda karena proyek perbaikan jalan tidak bisa direalisasikan. Dia mengaku siap bertanggung jawab atas gagalnya perbaikan jalan di 18 ruas tersebut.

“Insya Allah siap [bertanggung jawab]. Yang penting sekarang masyarakat semua guyub rukun. Yang sudah ya sudah, yang belum mari sama-sama lebih hati-hati. Ini jadi catatan saya pribadi dan perbaikan di tahun berikutnya,” jelas Sugimin kepada warga yang berunjuk rasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya