SOLOPOS.COM - Perwakilan anggota KSP Sejahtera Bersama Regional Solo menggelar konferensi pers di salah satu rumah makan kawasan Manahan, Solo, Selasa (30/11/2021). (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO — Kisah sedih dialami anggota Koperasi Simpan Pinjam atau KSP Sejahtera Bersama Regional Solo. Gara-gara dana simpanan yang tak kunjung cair sejak April 2020, kehidupan mereka di masa pandemi Covid-19 menjadi semakin sulit.

Sejumlah anggota bahkan harus menjual harta bendanya untuk biaya hidup dan pengobatan. Salah satu anggota KSP Sejahtera Bersama, Yusup Panca Nugroho, menceritakan kisah pilu rekannya yang menjadi korban keterlambatan pencairan dana simpanan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rekannya adalah salah satu anggota dengan simpanan cukup banyak di KSP, sekitar Rp570 juta. Uang senilai itu mestinya sangat membantu saat sang rekan mengalami kecelakaan tahun lalu. Tulang rusuknya patah sehingga harus dioperasi.

“Tak lama kemudian, teman saya didiagnosis mengidap kanker payudara yang membuatnya harus bolak-balik operasi,” ujar Yusup saat berbincang dengan Solopos.com di salah satu restoran kawasan Manahan, Solo, Selasa (30/11/2021).

Baca Juga: Simpanan Rp270 M Tertahan, Anggota KSP Sejahtera Bersama Solo Beraksi

Deretan kejadian ini membuat kondisi perekonomian rekan Yusup itu mencapai titik nadir. Tak hanya itu, sang rekan yang anggota KSP Sejahtera Bersama Solo itu harus rutin kemoterapi yang menelan biaya tak sedikit.

Kondisi tersebut, imbuh Yusup, diperparah karena rekannya tak lagi bisa bekerja. “Harapannya ya hanya simpanannya itu. Namun sampai detik ini belum sepeser pun uangnya cair,” tutur Yusup dengan nada getir.

Untuk membiayai pengobatan dan kehidupan sehari-hari, anggota KSP tersebut telah menjual harta bendanya. Mobil yang biasa dikendarai sehari-hari terpaksa dijual.

Keputusan Homologasi

Keberanian Yusup memperjuangkan hak bersama belasan anggota lain hari itu tak lepas dari keinginannya membantu sang rekan. “Sebelum ikut aksi tadi, dia minta tolong saya sekali lagi untuk diuruskan [masalah pencairan simpanan],” ujarnya.

Baca Juga: Wali Kota Solo Rilis SE Terbaru, Siap dengan Pembatasan Lebih Ketat?

Merujuk keputusan homologasi atau perdamaian yang disahkan pengadilan, anggota yang sakit atau meninggal dunia sejatinya diprioritaskan dalam pencairan tahap I senilai 4% dari total simpanan. Namun fakta di lapangan tak demikian.

Pejabat Humas Forum Anggota Koperasi Sejahtera Bersama (Fakta) Pusat, Frans Hartono, menyebut banyak anggota yang meninggal atau sakit yang hingga kini belum menerima pembayaran simpanan. “Cerita pilu di KSB Sejahtera Bersama sudah tak terhitung. Dari dokumentasi saya saja, ada sekitar 18 kisah menyesakkan karena simpanan di koperasi tak kunjung dicairkan.”

Selain menekan fisik dan mental anggota yang sedang sakit, Frans menyebut keterlambatan pencairan membebani para warga lanjut usia. “Banyak pensiunan yang usianya sepuh-sepuh menyimpan dana di koperasi. Mereka kini dalam ketidakpastian jaminan hari tua.”

Sebagaimana diberitakan, belasan anggota KSP Sejahtera Bersama Regional Solo mendatangi kantor koperasi tersebut di wilayah Manahan, Solo, Selasa (30/11/2021). Mereka mengadakan aksi damai dan audiensi untuk menuntut pencairan uang simpanan mereka yang sudah jauh terlambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya