SOLOPOS.COM - Pemungut sampah memilah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Ngadirojo, Wonogiri, belum lama ini. (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah volume sampah di Wonogiri mengalami penurunan hingga 30 persen sejak pandemi Covid-19.

Biasanya volume sampah Wonogiri menghasilkan 325 meterkubik setiap hari atau setara 65 ton. Saat ini jumlahnya turun hanya menghasilkan 227,5 meterkubik setiap hari atau setara 45,5 ton.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Bidang Pertanaman dan Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup Wonogiri, Waris Kadarwanto, mengatakan salah satu penyumbang volume sampah terbesar berasal dari sektor perekonomian.

Sementara itu, sejak pandemi Covid-19 kegiatan perekonomian semakin berkurang. Pedagang di pasar, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pedagang lainnya tidak berjualan. Selain itu banyak pertokoan yang tutup.

Ekspedisi Mudik 2024

Wisata Petik Kelengkeng di Sragen Ditutup, Petani Pilih Jual Online

"Semakin sedikit kegiatan ekonomi yang berjalan di masyarakat, maka semakin berkurang jumlah volume sampah yang dihasilkan," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (18/4/2020).

Banyaknya masyarakat yang tidak melakukan aktifitas di luar rumah, menurut dia, juga berdampak pada pengurangan volume sampah. Selain itu, dimungkinkan masyarakat juga mengatur pemanfaatan kebutuhan sehari-hari, sehingga mereka lebih berhemat selama pandemi Covid-19. Akibatnya, volume barang dan kebutuhan yang digunakan sehari-hari berkurang.

Petugas Kebersihan Tak Libur

Hingga kini, petugas pemungut maupun pengelola sampah masih menjalani rutinitas seperti biasanya. Selain itu, tidak diberlakukan sistem sif atau bergantian masuk kerja. Hanya saja, jam kerja mereka berkurang lantaran volume sampah Wonogiri tidak sebanyak sebelum adanya pandemi Covid-19.

Viral Tukang Becak Dituduh Maling & Digebuki Satpam di Solo, Ini Kronologi Lengkapnya!

Sebagai pelayan kebersihan lingkungan dan masyarakat, mereka tetap memungut dan mengangkut sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir. Petugas penyapu ruas jalan utama di perkotaan juga masih menjalankan tugasnya.

"Kebersihan kota dipertahankan dan keindahan kota tetap dilakukan perawatan," terang Waris.

Dalam menjalankan tugas, lanjut dia, petugas diberi masker dan sarung tangan. Di TPA juga disediakan alat untuk mencuci tangan. Sebelum truk pengangkut sampah kembali ke garasi, truk dicuci terlebih dahulu di TPA. Setelah selesai truk disemprot desinfektan. Saat kembali ke garasi, truk sudah dalam kondisi bersih.

Ia mengatakan sampah berupa masker dimusnahkan menggunakan insinerator. Suhu pembakaran di alat tersebut mencapai 800 derajat celcius sehingga mampu membakar masker yang berpotensi menimbulkan infeksi bakteri dan virus.

DPRD Karanganyar Bagikan 9.000 Paket Sembako dari Dana Reses

Ia mengimbau agar masker tidak dibuang langsung ke TPA. Sebab, jika tidak dirobek terlebih dahulu dan dibakar, dikhawatirkan dimanfaatkan untuk daur ulang.

Di setiap tempat, khusunya rumah sakit, diimbau agar sampah masker dipisahkan dengan sampah pada umumnya. Hal itu supaya pemilahan bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.

"Saat ini baru sampah masker yang kami koordinasikan terkait penanganan sampahnya. Untuk Alat Perlindungan Diri [APD] lain akan kami koordinasikan lebih lanjut dengan pihak dan dinas terkait," kata Waris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya