MAGELANG: Sejak erupsi Merapi tujuh bulan lalu, gedung praktek otomotif di SMK Muhammadiyah 2 Borobudur belum
diperbaiki. Ketiadaan dana menjadi penyebabnya. Padahal, di gedung tersebut, siswa setempat pernah membuat prototype mobil yang mendapatkan apresiasi nasional.
Ketua Komite SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, Suryadi mengungkapkan, saat erupsi Merapi, kawasan tersebut terkena hujan abu dan pasir.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Akibatnya, atap gedung tertutup abu dan pasir hingga ketebalan 6 cm, hingga akhirnya ambrol,” jelasnya, (20/6).
Menurut dia, atap gedung tersebut dibuat dari seng alumunium anti karat dengan rangka baja ringan. Konstruksi tersebut, dirancang untuk anti karat dan tahan gempa. Namun, pihaknya tidak memperhitungkan terkait hujan abu dan pasir. Atas dasar itulah, gedung tersebut ambrol.
Ia menjelaskan, gedung tersebut dibangun dibangun bertahap sekitar tahun 2000. “Butuh waktu lima tahun kami membangun, dan menghabiskan dana Rp1,5 miliar,” jelasnya.(Harian Jogja/Nina Atmasari)
Foto Ilustrasi