SOLOPOS.COM - Gedung lama BI Solo. (JIBI/SOLOPOS/Adib Muttaqin Asfar)

Gedung lama BI Solo. (JIBI/SOLOPOS/Adib Muttaqin Asfar)

SOLO -— Arsitek pembangunan gedung Bank Indonesia (BI) Solo, Han Awal memastikan program konservasi gedung lama BI Solo siap dilaksanakan setelah proyek pembangunan gedung baru dan pembuatan jembatan penghubung, kelar.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Han yang sudah konsen pada konservasi bangunan cagar budaya selama 30 tahun itu menyampaikan, bahwa mengkonservasi gedung lama BI Solo sudah menjadi tugas utama yang dia terima sejak 2004.

“Ini sebenarnya menjadi tugas utama saya yang diberikan sejak 2004. Tapi, untuk mengkonservasi itu tentu butuh waktu sampai ada gedung baru ini,” kata Han Awal, saat ditemui Solopos.com, seusai peresmian gedung baru BI Solo, Jumat (5/10).

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam konservasi gedung lama BI Solo, dia akan melibatkan banyak tokoh budayawan, arsitektur dan pakar interior.

“Proses konservasi mungkin akan kami mulai 2013. Sebelum dikonservasi kami ingin diskusi dengan banyak budayawan dan konsepnya akan melalui proses seminar.”

Mengkonservasi gedung BI, kata dia, artinya akan memilah bagian-bagian gedung yang orisinil dan tidak orisinil. Dia ingin membuka kembali memori sejarah gedung tersebut yang awalnya adalah De Javasche Bank.

“Entah untuk apa nanti, tapi yang jelas setelah dikonservasi nantinya memori sejarah bisa terbuka. Mungkin, bisa jadi tempat ini akan ada museum, tempat pameran, tempat latihan gamelan dan sebagainya. Yang jelas, akan jadi milik publik.”

Mengenai gedung baru BI, Han menyebutkan bahwa konsep utamanya adalah harmony by contrast. Artinya, menyelaraskan bangunan baru bergaya arsitektur modern dengan bangunan lama eks De Javasche Bank. De Javasche Bank sendiri telah berusia lebih dari 100 tahun.

“Model gedung baru ini saya tegaskan tidak menyangkut era masa kini atau mode. Tapi lebih mengedepankan pemakaian bahan dan teknologi zaman sekarang.”

Dia juga menyampaikan, rancangan gedung baru itu tetap merujuk pada sifat dan karakter gedung lama yang dia sebut bersahaja dan tenang. Perancangan gedung juga memperhatikan setting kota yang kebetulan berada di simpul Jl Ronggowarsito dan Jl Sudirman. “Titik ini adalah titik yang penting,” ujar dia.

Keharmonisan dua gedung ini dihubungkan dengan jembatan yang melintas di Jl Ronggowarsito.

Dia berharap jembatan penghubung gedung lama dengan gedung baru ke depannya tetap menjadi tempat publik yang bersih.

“Artinya, tempat publik itu harus tetap bersih, jangan dijadikan sebagai tempat reklame,” kata Han Awal.

Selama proses pembangunan gedung baru BI dan jembatan penghubung antara gedung lama dan gedung baru, lanjut dia, banyak sekali kritik dan masukan dari masyarakat. “Dan memang ini ketakutan masyarakat, jangan sampai jembatan penghubung itu jadi tempat iklan. Proses perancangan jembatan ini benar-benar saya garap dengan serius agar sudut Jl Ronggowarsito dan Jl Sudirman tetap punya arti secara tata kota,” papar dia.

Sementara itu, pada peresmian gedung baru BI juga dihadiri Gubernur BI Darmin Nasution dan Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih. Darmin menyampaikan kehadiran gedung baru BI ini akan mendukung kinerja pegawai BI Solo.
“Tapi ini tidak sekadar membangun gedung. Tapi juga merupakan produk budaya dan peristiwa sejarah yang dapat memperkaya khasanah dan depannya dapat menjadi warisan yang menyangkut dunia arsitektur,” kata Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya