SOLOPOS.COM - Kasubbag TU Puskesmas Bayat, Sutarno Jarot, 54, memperlihatkan salah satu bagian atap gedung induk puskesmas yang mengalami rusak parah, Selasa (11/12). (Foto: Ivan Andimuhtarom)

Kasubbag TU Puskesmas Bayat, Sutarno Jarot, 54, memperlihatkan salah satu bagian atap gedung induk puskesmas yang mengalami rusak parah, Selasa (11/12). (Foto: Ivan Andimuhtarom)

KLATEN–Akibat gempa bumi 2006 lalu, kondisi gedung induk Puskesmas Bayat, Klaten yang berusia lebih dari 40 tahun retak di beberapa bagian.  Kondisi lebih parah terjadi pada rumah dinas dokter jaga di sebelah gedung induk yang atapnya telah rusak karena kayu-kayu penyangga genteng telah lapuk.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pantauan solopos.com, Selasa (11/12/2012), pada dinding sebelah kiri dan kanan pintu masuk gedung induk, terdapat retakan pada tembok yang cukup besar. Beberapa bagian tembok di sisi lain juga retak. Menurut Kasubbag TU Puskesmas Bayat, Sutarno Jarot, 54, ketika dijumpai Espos, Selasa di kantornya, mengatakan dirinya sudah berulang kali menyampaikan kondisi gedung itu kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, namun sampai saat ini belum ada tindak lanjut.

“Kemarin Senin (10/12/2012), saat ada rapat dengan Kadinkes Klaten, saya menanyakan rehab gedung ini [puskesmas]. Kadinkes Klaten, Pak Ronny Roekminto,  mengatakan Puskesmas Bayat dan Kayumas, Jatinom akan dibangun menggunakan dana dari anggaran perubahan. Saya masih menunggu [janji pembangunan gedung] itu,” paparnya.

Ia menjelaskan, satu bangunan puskesmas mendapat bantuan dari Pemerintah Australia pasca gempa  2006 lalu. Ia berharap, gedung induk bisa diperbaiki sebelum gempa sebesar tahun 2006 mengguncang daerah itu lagi.

“Saat hujan agak deras, para pegawai lebih memilih berteduh di parkiran motor sana, takut kalau gedung ini roboh atau gentengnya bocor terkena hujan. Kalau ada gempa sekali lagi, pasti gedung ini [gedung induk] akan menjadi baru seperti gedung di depan itu,” canda lelaki yang telah mengabdikan hidupnya di Puskesmas Bayat sejak 1977 itu.
Sementara itu, beberapa bambu terlihat menyangga atap rumah dinas dokter di samping gedung induk. Di dalamnya, sebagian besar alat-alat medis telah dipindahkan ke tempat praktek baru di sebelah Balaidesa Beluk. Genteng yang terban di salah satu ruangan masih berserakan di sana.

Dokter praktek yang menempati rumah dinas itu, Rini Hidayati, 34, dijumpai Espos, Selasa, mengatakan dirinya telah menempati rumah dinas sejak Mei 2010. Saat itu, imbuh dia, kondisi gedung sudah tidak layak. Tetapi ia masih memaksakan diri untuk memanfaatkan fasilitas yang diberikan kepadanya itu.

“Mei 2012 kemarin saya pindah praktik di sebelah Balaidesa Teluk yang letaknya tak jauh dari sini. Saya sebenarnya tidak masalah. Tetapi, saya khawatir dengan keselamatan para pasien. Kalau terjadi apa-apa di rumah itu, nanti saya yang bertanggungjawab,” ujarnya.

Ia berharap gedung induk sebagai pusat aktivitas Puskesmas Bayat segera mendapatkan penanganan agar pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik. Lebih lanjut, ia menyatakan animo masyarakat dalam memanfaatkan layanan puskesmas masih sangat tinggi, bahkan meningkat dari tahun ke tahun.

Sementara itu, Kadinkes Klaten, Ronny Roekminto, ketika dihubungi solopos.com, Selasa sore, menjelaskan kerusakan yang dialami gedung induk Puskesmas Bayat pasca gempa tidak bisa ditangani secara parsial [sebagian], melainkan harus direhab total. Ia mengatakan rencananya Klaten akan mendapat kucuran dana untuk merehab total empat puskesmas dari APBN Perubahan 2013.

“Puskesmas Bayat adalah salah satu yang menjadi prioritas pembangunan tahun 2013. Kalau cuma tambal sulam, percuma saja.  Sedangkan untuk rumah dinas dokter akan dibangun menggunakan dana alokasi khusus,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya