ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Hengki Irawan)
Musim pancaroba membuat Jon Koplo yang usianya sudah uzur terserang masuk angin. Padahal warga yang tinggal di daerah pelosok di Boyolali ini hampir tidak pernah sakit, apalagi periksa ke dokter. Blas tidak pernah. Karena iba melihat sang kakek hanya bisa njingkrung di kamar terus, akhirnya Tom Gembus, cucunya, memutuskan membawa sang kakek berobat ke puskesmas.
Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023
Saat menunggu giliran di puskesmas, Tom Gembus pamit sama kakeknya. “Mbah, kula tumbas udud riyin. Mangke nek ditimbali dhokter, njenengan mlebet mawon.”
Akhirnya tibalah giliran Mbah Koplo dipanggil. “Pak Jon Koplo..?!”
“Nggih, Bu,” jawab Mbah Koplo sambil berjalan cenunak-cenunuk masuk ke ruang periksa.
Selesai diperiksa, Pak Dokter memberi secarik kertas kepada Mbah Koplo. “Niki obate mangke diunjuk nggih, Mbah!” perintah Pak Dokter.
Mbah Koplo pun keluar dan disambut oleh Tom Gembus.
“Sampun Mbah?” tanya Gembus.
“Wis, Le. Ayo ndang bali wae. Aku dikon istirahat.”
Sesampai di rumah, Mbah Koplo yang segera ingin sembuh pergi ke dapur. Apa yang dilakukan, Saudara-Saudara? Ternyata ia membakar resep pemberian Pak Dokter tadi, lalu meminum abunya!
Dua jam berselang, Mbah Koplo laporan ke Tom Gembus, “Le, rajahe Pak Dhokter mau mandi tenan lho. Iki mau rajahe wis tak obong, awune tak ombe. Awakku saiki dadi entheng ki.”
Tom Gembus kaget, “Lhadalah! Mbah, niku resep, sanes rajah! Resep niku diijolke obat, mboten diunjuk!”
Wooo, tak arani kuwi mau obate. Ning ya wis, sing penting mari,” ujar Mbah Koplo dengan entengnya. Tom Gembus hanya bisa gedhek-gedhek sambil ngampet guyu.
IZ Fahrizal Hidayat
Ngenden, Ampel, Boyolali
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
