SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Den Baguse, mahasiswa yang indekos di Kotagede, naksir Jeng Janeth kembang di kampungnya. Jeng Janeth sendiri sebenarnya sudah memberi lampu hijau pada Den Baguse. Cuma kalau ingin ngapel Den Baguse takut, karena Mas Behi, bapaknya terkenal galak.

Namun akhirnya, ia pun berani apel. Karena ia sudah tahu kegemaran bapak gebetannya yaitu suka catur. Maka dengan berbekal papan catur tentu beserta isinya ia memberanikan datang ke rumah pujaan hati. Kebetulan si bapak sedang bersantai di rumah.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Melihat ada yang datang dengan membawa papan catur. Mas Behi yang kondhang galak itu berbinar. “Mau nantang catur tho Le.”

Si Pemuda tak berkutik, karena manut saja ketika Mas Behi memerintahkan untuk menggelar papan caturnya. Dan akhirnya pertandingan dadakan pun terjadi.

Walau sebenarnya dalam kemampuan bermain catur bapak gebetannya masih di bawah rata-rata, namun ia mencoba strategi untuk memberi hati pada calon mertuanya. Sehingga pertandingan pun seakan berjalan seru. Sambil berharap gadis pujaan hati anaknya bapak itu keluar menemani dirinya bertanding lawan bapaknya.

Namun sampai beberapa babak gadis pujaan hati tak keluar. Ketika jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB pertandingan berakhir. “Wah ngantuk Le, besok datang lagi ya,” kata si Mas Behi yang tampaknya puas karena berhasil meng-KO lawannya dua kali. Den Baguse pun menggangguk-angguk. Walau dalam hati menggerutu,

“Woo nasib-nasib, mau wakuncar dengan anaknya kok malah ngapeli bapaknya,” gerutunya sambil memasukkan bidak–bidak catur ke dalam papan. Apesnya lagi, selama bertanding juga tak keluar minuman apalagi suguhan.

 

Hamid Nuri

Prenggan, Kotagede 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya