GEDHADHE DAB: Lift Aroma Klenger

ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Hengki Irawan)

Adegan dalam lakon ini jangan ditiru karena hanya pantas dilakukan oleh orang sembrono dan nggilani. Jon Koplo sebenarnya bertampang lumayan ganteng. Penampilannya pun keren dan trendy.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pagi-pagi, remaja yang tinggal di Solo, ini sudah dandan mlithit siap-siap pergi ke mal untuk cari aksesori komputer. Setelah menghabiskan segelas kopi brownies dan sepiring nasi plus tepong ayam dan sambal korek, Koplo kembali mematut diri di depan cermin sambil mesam-mesem, “Kebangetan kalau sampai cewek-cewek tidak klenger melihat penampilan cowok keren gini,” batin Koplo ngalem awake dhewe.

Sampai di sebuah mal terbesar di Solo, Koplo langsung menuju ke lantai atas. Lihat sana, lihat sini, ternyata apa yang dicari belum didapat. Maklum, masih terlalu pagi, belum banyak outlet yang buka. Sambil jalan-jalan Koplo mulai merasakan ada yang kurang beres pada perutnya akibat makan terlalu kenyang. Gas yang ada di “knalpot”-nya sudah muntup-muntup mau keluar, namun ditahannya karena takut terdengar pengunjung lain.

Akhirnya Jon Koplo memutuskan turun ke lantai dasar. Biar tidak capek turun ia sengaja menggunakan lift. Dan beruntung, Jon Koplo sendirian di dalam lift. Kesempatan ini tidak disia-siakannya untuk mengeluarkan gas yang sedari diampet-nya. Akhirnya “Duooottt…! “ Legalah sudah. Aman, tak ada yang tahu. Tapi aromanya minta ampun, Koplo sendiri hampir klenger menghirup gasnya sendiri.

Beruntung, beberapa detik kemudian sampailah lift di lantai dasar. Artinya, Koplo segera terbebas dari aroma gasnya sendiri yang nggundeng di dalam lift. Namun ketika pintu lift terbuka… eng-ing-eeeng… Ternyata di depan pintu lift sudah menanti serombongan mbak-mbak cantik nan seksi yang langsung masuk lift. Dan apa yang terjadi? “Hoeeek… Ya ampuuun baunya!” keluh mereka sambil menutup hidung, lalu buru buru keluar dari lift dengan tatapan kompak ke arah Koplo.

“Huuu… ganteng-ganteng tapi jorok! Nggilani!” omel mereka.

Koplo hanya bisa nyengir kisinan dan buru-buru ngeloyor pergi.

Dikirimkan ke JIBI/SOLOPOS

Oleh Yekti Mawarini,

Sondakan, Solo