SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan

Foto Ilustrasi
JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan

Den Baguse, seorang guru di sebuah SMA Negeri di Kalasan mendapatkan sejumlah undangan mantu dan sunatan di hari yang sama. Akhirnya, Den Baguse dan istrinya, Jeng Janeth pun memutuskan pergi ke acara mantu dulu.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Dengan mengendarai motor matic-nya, mereka meluncur ke lokasi acara. “Pak, kok ora ono pelaminane,” bisik Janeth. “Mungkin nikahane sederhana bu,” jawab Den Baguse.

Mereka pun disambut oleh John Koplo, sang punya hajat. ”Oh, monggo-monggo Pak Baguse,” sambut Koplo sumringah mempersilakan tamunya.

“Wah, Pak Koplo masih muda tapi udah mantu njeh?” tanya Janeth basa- basi. Namun apa yang terjadi. “Dereng mantu bu, niki sunatan anak saya yang nomor dua, mbakyunya masih sekolah di SMP,” jawab Koplo pringas-pringis.
Mak glagep!!!!

Sontak saja Den Baguse dan Jeng Janeth yang lagi menikmati hidangan langsung plirak-plirik.

Karena saking kisinan, setelah beberapa menit, mereka pun pamitan pada Koplo dan segera menuju ke tempat undangan yang satunya.

“Walah, pak. Ternyata kita salah njagong. Ibu jadi isin,” ujar Janeth.

Nailur Rahmawati
Jepara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya