Gedhadhe-dab
Selasa, 5 Juni 2012 - 09:23 WIB

GEDHADHE DAB: Kausnya Kebalik

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Hengki Irawan)

ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Hengki Irawan)

Hari itu mungkin adalah hari paling bahagia bagi Jon Koplo. Pasalnya, mahasiswa universitas swasta di Solo ini punya kencan dengan gacoan barunya, Lady Cempluk, untuk kopi darat di sebuah foodcourt sebuah mal terkenal di Solo.

Advertisement

Saking bangganya, Koplo wara-wara kepada gengnya, menceritakan bagaimana prejengan Lady Cempluk dan bagaimana heroiknya usaha Koplo untuk mendapatkannya.

Namun karena saking asyiknya ngecuprus, Koplo hampir saja lupa waktu. Ia kaget ketika jarum jam hampir menunjukkan pukul tiga sore, padahal dia sudah janji menemui Cempluk jam setengah empat.

Advertisement

Namun karena saking asyiknya ngecuprus, Koplo hampir saja lupa waktu. Ia kaget ketika jarum jam hampir menunjukkan pukul tiga sore, padahal dia sudah janji menemui Cempluk jam setengah empat.

Dengan sedikit gedandapan, Koplo mancal sepeda motornya. Sepuluh menit ia sudah sampai di rumah. Tanpa babibu langsung masuk kamar dan berganti baju. Dipilihnya kaus oblong merek terkenal yang baru saja turun dari jemuran. “Nggak usah diseterika, kesuwen” pikirnya.

Setelah itu ia keluar dan memacu motornya menuju tempat yang telah dijanjikan. Di sana ternyata Cempluk sudah duduk sendirian di salah satu meja sambil asyik bermain ponsel.

Advertisement

“Ah, baru sebentar kok Mas,” jawab Cempluk sambil tersenyum aneh mengamati Koplo.

“Ada apa?” tanya Koplo penasaran.

“Itu Mas, kausnya…” Koplo segera melihat kaus yang dipakainya. Ia pun terperanjat, tapi demi alasan menjaga kehormatan, ia pura-pura menampilkan wajah tenang. “Memang kenapa kausnya?” tanya Koplo sok cool.

Advertisement

Dengan sedikit berbisik Cempluk berkata, “Mas, kamu kan makai-nya kebalik? Masa jahitan sama mereknya ada di luar?”

“Lho kamu kurang gaul sih. Cara pakai kaos kaya gini kan baru ngetrend.”

“Halah, ngetrend gimana. Tuh lihat orang-orang pada ngetawain kamu.”

Advertisement

Koplo baru sadar kalau saat itu yang memperhatikannya bukan hanya Cempluk, melainkan juga para pengunjung lain.

“Oke. Kamu tunggu dulu. Aku ke toilet sebentar,” kata Koplo sambil menuju toilet untuk membalik kaosnya.

Sebentar kemudian ia keluar lagi menemui Cempluk. “Pluk, kayaknya lebih baik kita pindah saja deh.  Di sini makanannya enak, tapi suasananya nggak enak,” bisik Koplo sambil nggeret tangan Cempluk pergi dari tempat itu.

Dikirimkan ke JIBI/SOLOPOS

Oleh Andi Wicaksono

Ngemplak, Boyolali

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif