SOLOPOS.COM - Heru Raharjo, guru SMK Negeri 1 Ngawen, Gunungkidul memaparkan temuan sistem Safety Riding Kit S2-HK berbasis mikrokontroler arduino nano pada kontes robot/sistem cerdas dalam acara Gebyar Anugerah Ki Hajar yang berlangsung di Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Balai Tekkomdik) DIY dan Edotel di Jalan Kenari, Yogyakarta, Senin (04/09/2017). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Hajatan Gebyar Anugerah Kita Harus Belajar 2017 memasuki hari terakhir, Selasa (5/9/2017)

Harianjogja.com, JOGJA –Hajatan Gebyar Anugerah Kita Harus Belajar 2017 memasuki hari terakhir, Selasa (5/9/2017). Antusiasme dan kemeriahan mewarnai kegiatan lomba yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Selain itu, beberapa inovasi segar muncul selama berjalannya kegiatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Antusiasme dari peserta maupun guru pendamping sangat tinggi walau di depan ada pembangunan. Acaranya juga berlangsung meriah dan tidak ada kendala berarti,” terang Kepala Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Tekkomdik) DIY, Isti Triasih saat ditemui di sela-sela lomba.

Yang dia maksud dengan pembangunan adalah perbaikan drainase di Jalan Kenari. Kebetulan, revitalisasi drainase Jalan Kenari saat ini tepat berada di depan Kantor Balai Tekkomdik DIY. Dan di tempat tersebut pula, Gebyar Anugerah Kita Harus Belajar (KiHajar) 2017 digelar.

Isti melanjutkan, pada hari ketiga atau hari terakhir, dilombakan dua cabang, yakni Kuis KiHajar untuk jenjang SD dan lomba menggambar bagi siswa Sekolah Luar Biasa (SLB). Sebelumnya sudah digelar bermacam-macam lomba seperti Kuis KiHajar SMP SMA, lomba band Ipad, robotik, vokal group, penyiar radio dan poster.

“Pengennya sih tahun depan lombanya bisa lebih banyak, tapi belum tahu juga karena anggarannya cukup terbatas.” jelasnya. Ia menambahkan daftar para pemenang akan diumumkan pekan depan. Gebyar Anugerah KiHajar 2017 sendiri berlangsung pada Kamis (31/8/2017), Senin (4/9/2017) dan Selasa.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Gebyar Anugerah KiHajar 2017, Wihardianto Setia Nugroho mengungkapkan, tahun ini ada beberapa kebaharuan yang ditampilkan. Misalnya, kata Dian, sapaan akrabnya, pendaftaraan peserta Kuis KiHajar tidak digelar secara umum seperti tahun sebelumnya. Kali ini, sudah ditentukan.

Dalam merekrut peserta, panitia bekerja sama dengan dinas pendidikan provinsi, kabupaten dan kota untuk menentukan sekolah mana saja yang layak ikut serta, “Kami berusaha maksimal sehingga yang ikut Kuis KiHajar tingkat provinsi benar-benar sekolah unggulan. Sekolah-sekolah unggulan itu juga kami surati agar mengirimkan wakil-wakil terbaiknya,” ucap Dian.

Sebagai informasi, para pemenang Kuis Kihajar tingkat provinsi nantinya akan diadu di tingkat nasional melawan jagoan-jagoan dari daerah lain. Untuk tingkat provinsi, di masing-masing jenjang (SD, SMP, SMA), kuis dikuti oleh 100 peserta. Para peserta ditantang untuk mengerjakan 20 soal secara cepat dan tepat.

Dari 100 peserta kemudian dirampingkan menjadi enam orang di masing-masing jenjang. Artinya ada 18 orang yang terseleksi. Kemudian ke-18 orang ini akan dikarantina untuk dipilih tiga peserta yang akan mewakili DIY di tingkat Nasional, “Saat karantina mereka diberi pelatihan dan disuruh mempresentasikan video yang sudah kami siapkan,” jelas Dian.

Biasanya Kuis KiHajar tingkat Nasional akan diselenggarakan pada bulan Oktober atau November. Target yang diusung DIY tahun ini, katanya, adalah sapu bersih setelah tahun lalu berhasil menjadi juara di jenjang SD dan SMP.

Selain lebih matang dalam mempersiapkan peserta Kuis KI Hajar, tahun ini ia juga mengatakan peserta lomba robotik lebih banyak. Kalau tahun lalu hanya 13 tim, tahun 2017 ada 18 tim yang berpartisipasi. Menurutnya, hal ini bisa dijadikan salah satu pertanda gairah dalam bidang robotik mulai menggeliat.

“Juri juga beranggapan banyak yang sudah pantas dipatenkan. Beberapa tim membawa inovasi baru. Misalnya, sistem keamanan kendaraan,” katanya.

Memanfaatkan TIK
Gebyar Anugerah KiHajar adalah agenda tahunan dari Balai Tekkomdik DIY yang bertujuaan untuk mengajak masyarakat agar mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) secara lebih bijaksana.

Isti Triasih mengatakan, berbagai perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti handphone dan komputer telah menjadi kebutuhan tersendiri bagi masyarakat.

Kebiasaan masyarakat yang tidak bisa lepas dari berbagai gadget tersebut, imbuhnya, sebenarnya sangat bisa dimaksimalkan untuk menunjang kebutuhan pendidikan. Hanya saja, ia menilai TIK juga punya sisi negatifnya.

Karena itulah Balai Tekkomdik DIY, kata Isti, kemudian bekerja sama dengan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Gebyar Anugerah KiHajar.

“Tujuannya adalah ingin mendayagunakan TIK untuk menunjang kegiatan belajar supaya nanti hasilnya bisa kelihatan di masyarakat. Karena kami menyadari TIK juga punya sisi negatif, karena itulah dalam lomba ini peserta diajak untuk menggunakan TIK dengan lebih bijaksana,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya