SOLOPOS.COM - Ilustrasi Stop kekerasan kepada anak (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri telah menangani delapan kasus kekerasan seksual melibatkan anak sepanjang Januari 2022-awal April 2022. Masih maraknya kasus kejahatan yang melibatkan anak menjadi perhatian serius bagi Pemkab Wonogiri.

Sebagaimana diketahui, Kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak, baik sebagai pelaku maupun korban, kembali terjadi di Kabupaten Wonogiri. Kasus terbaru di Wonogiri terjadi di salah satu desa di Kecamatan Sidoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kekerasan seksual di Kecamatan Sidoharjo melibatkan seorang laki-laki yang masih berstatus sebagai pelajar SMP. Laki-laki tersebut tega mencabuli anak TK dan adik kandungnya sendiri. Jumlah korban dalam kasus tersebut mencapai empat anak.

Baca Juga: Heboh Skandal Seks Anak di Bawah Umur di Jatiroto Wonogiri

Kepala Dinas PPKB P3A Wonogiri, Mubarok, mengatakan proses pendampingan Satgas P2TP2A Wonogiri sudah berjalan menyikapi munculnya kasus kekeraan melibatkan anak di Kecamatan Sidoharjo.

“Kami kemarin menurunkan tim ke sana. Besok [Senin] korban-korbannya dipanggil ke kantor. Kalau kronologinya belum begitu jelas karena laporan lengkap dari kecamatan juga belum kami terima,” katanya, Minggu (3/4/2022).

Sebagaimana diketahui, Satgas P2TP2A yang bernaung di bawah payung Dinas PPKB P3A telah menyasar di seluruh desa di Kabupaten Wonogiri. Satgas tersebut mengedapankan langkah preventif berupa sosialisasi ke masyarakat. Saat muncul kasus kekerasan seksual melibatkan anak, penanganannya melibatkan Dinas Sosial Wonogiri.

Baca Juga: Cabuli 7 Remaja Laki-Laki, Paranormal Wonogiri Ngaku Pernah Jadi Korban Pencabulan

Meski sudah terstruktur dengan baik, kasus kejahatan tersebut belum reda. Hal itu diakui Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Kurnia Listiyarini. Sosialisasi yang dilakukan di tengah masyarakat perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.

“Harusnya ketika sosialisasi, jangan mengundang tokoh masyarakat saja. Jangan mengundang anak yang baik-baik saja. Kasusnya bukan di mereka, tapi juga angota masyarakat yang pemahamannya belum sama dengan masyarakat lainnya [selaras dengan hasil evaluasi dipimpin bupati Wonogiri awal 2022, yakni mengubah sasaran sosialisasi],” kata dia.

Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Supardi, mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto, membenarkan laporan kasus kekeraan seksual anak di Kecamatan Sidoharjo. Namun ia belum dapat berkomentar banyak.

Baca Juga: 2021, Polres Wonogiri Banyak Tangani Kasus Kekerasan Seksual Anak

“Saat ini kasus tersebut masih kami dalami,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya