SOLOPOS.COM - Yustinus Windrawanto, dosen FKIP UKSW menjadi pembicara tunggal dalam Gathering Guru BK UKSW di Cirebon, Selasa (30/5/2023).

Solopos.com, SALATIGA – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) melalui Divisi Promosi dan Komunikasi Publik (Divprom Komblik) kembali menggelar acara Gathering Guru Bimbingan Konseling (BK), belum lama ini di Hotel Patra Cirebon. Kegiatan ini diikuti puluhan guru sekolah menengah atas (SMA) dari Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, dan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Kepala Divprom UKSW, Gamaliel Septian Airlanda, S.Pd., M.Pd., menyebutkan kegiatan tersebut dihelat untuk mempererat jalinan kerja sama dan silaturahmi dengan guru-guru BK di tiga daerah tersebut.

“UKSW telah terakreditasi Unggul dan akrab dikenal dengan kampus Indonesia Mini, karena mahasiswa serta dosennya berasal dari Sabang sampai Merauke. Merasa bersyukur dapat bersilaturahmi dengan guru BK yang menjadi perpanjangan tangan UKSW di Cirebon dan sekitarnya. Harapannya hubungan baik yang terjalin ini dapat semakin meningkat,” katanya.

Tindakan sederhana

Pengawas Guru BK Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Kota Cirebon Drs. Akhmad Sudrajat, M.Pd., menyambut gembira terselenggaranya acara ini. Ia mengatakan UKSW merupakan perguruan tinggi yang aktif mendampingi hingga terus menumbuhkembangkan skill guru BK.

“Semoga melalui kegiatan ini kita mendapatkan pencerahan dan khususnya tentang generasi strawberry. Tugas pendidik yakni mendidik siswa sesuai dengan zamannya mereka, sebagai seorang guru tentunya kita harus paham karakteristik anak,” imbuhnya.

Gathering guru BK ini diisi dengan workshop yang mengusung tema Generasi Strawberry antara Stigma dan Optimalisasinya. Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Yustinus Windrawanto, S.Pd., M.Pd., dihadirkan sebagai pembicara tunggal. Suasana akrab kian tercipta antara peserta dan pembicara.

Yustinus Windrawanto memaparkan generasi Z diberi istilah generasi strawberry biasanya memiliki ide dan kreativitas yang tinggi. Namun ketika diberi sedikit tekanan mereka mudah patah seperti buah strawberry. Lebih lanjut dikatakan, guru BK memiliki sedikitnya tiga peran penting guna mengoptimalkan potensi generasi strawberry.

“Tindakan sederhana yang harus dilakukan oleh guru BK yakni menganalisis keinginan murid kemudian diurutkan mana saja prioritasnya serta menyinkronkan tindakan yang harus dilakukan,” paparnya.

Selain itu, lanjutnya, dalam menghadapi generasi strawberry seorang BK harus membuat siswa nyaman untuk belajar di sekolah serta mengatur regulasi diri pada siswa.

Menambah wawasan

Antusias peserta sangat terasa, dengan banyaknya peserta mengangkat tangan saat sesi tanya jawab. Evangeline Liberthy Octavia Eseinawaty, salah seorang guru BK menyampaikan terima kasih kepada UKSW karena telah mengadakan kegiatan gathering bagi guru BK.

“Bagi saya sendiri baru pertama kali mengikuti kegiatan workshop tentang generasi strawberry ini. Materi yang dibagikan sangat menolong sekali dan menjadi strategi dalam menghadapi anak-anak di sekolah,” ungkap guru BK SMA Putra Nirmala Cirebon ini.

Senada, Hafidh juga mengungkapkan materi yang dibawakan narasumber merupakan hal baru yang dia ketahui. “Kegiatan seperti ini sangat baik untuk terus dilanjutkan, karena memberikan pengetahuan dan wawasan kepada guru untuk menghadapi fenomena yang terjadi pada anak-anak. Kami juga mengetahui bagaimana mengontrol atau menangani keadaan siswa,” tutur guru dari SMA Negeri 2 Cirebon ini.

Bersamaan dengan gathering guru BK ini, Kepala Divprom Komblik UKSW Gamaliel Septian Airlanda, turut menyerahkan alat cuci tangan nirsentuh karya mahasiswa Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer (FTEK) ke dua sekolah di Cirebon yakni SMA Santa Maria dan SMA BPK Penabur.

Kepala SMA Santa Maria Cirebon, Drs. Ongko Sumedi, berterima kasih karena dipercaya untuk memperoleh salah satu hasil inovasi mahasiswa tersebut. Ia berharap dapat terus terjalin kerja sama melalui berbagai kegiatan yang dapat dikolaborasikan dengan universitas.

Rekomendasi
Berita Lainnya