SOLOPOS.COM - Antrean tabung gas dalam operasi pasar di Kecamatan Mantrijeron Jogja, Selasa (18/10/2016). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Pencabutan subsidi gas melon itu akan memukul daya beli masyarakat.

Harianjogja.com, JOGJA-Sebelum pencabutan subsidi gas LPG tiga kilogram, pemerintah diharapkan lebih berhati-hati dalam memutuskan kebijakan tersebut. Pasalnya, pencabutan subsidi gas melon itu akan memukul daya beli masyarakat.Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY, Siswanto mengatakan subsidi pada gas melon tetap ada.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hanya saja kebijakan itu tetap diberlakukan bagi warga pra sejahtera yang memegang KMS. Kartu tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk membeli gas LPG subsidi, tetapi juga komoditas lainnya.

“Warga yang dianggap mampu atau tidak memegang kartu tersebut, maka tetap akan memperoleh gas tiga kilo non subsidi, atau dengan harga yang lebih mahal,” papar Siswanto, Rabu (29/3/2017).

Kendati akan mulai diberlakukan kebijakan itu, Siswanto mengungkapkan pasokan gas LPG untuk ukuran tiga kilogram tidak akan ada pengurangan. Warga yang membutuhkan gas tersebut tetap dapat membelinya, meski nanti harga jualnya akan lebih mahal.

“Namun, kami berharap ketersediaan gas LPG ukuran tiga kilo ini dapat selalu tersedia dan tercukupi. Sehingga warga yang membutuhkan gas tersebut untuk bahan bakar rumah tangga tidak kesulitan mencarinya,” jelas Siswanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya