SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–PT Garuda Indonesia menyatakan kesiapannya untuk melepas (face out) sedikitnya 16 pesawat Boeing seri klasik seperti B737 300, 400 dan 500 tahun ini, menyusul rencana perseroan yang akan menambah armadnya hingga 116 pesawat pada 2014.

Menurut Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar, sebelum menandatangani nota kesepahaman dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) bidang “corporate sales” di Jakarta, Selasa, tindakan itu akan dilakukan terhadap pesawat-pesawatnya yang sudah tergolong tua sehingga Garuda bisa beroperasi lebih efisien dan aman dengan menggunakan pesawat baru.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Per hari ini jumlah pesawat kami 72 unit dan rencananya tahun ini Garuda akan mendatangkan 24 unit pesawat baru. Tapi dari 24 pesawat yang didatangkan, secara net kami hanya mendapatkan 8 unit pesawat baru. Karena 16 unit seri klasik akan di-“faceout”,” katanya.

Menurutnya sebagian dari 16 pesawat tua tersebut sudah habis masa sewanya sehingga akan dikembalikan ke pihak “lessor” di Prancis. Sementara itu, pesawat yang berstatus milik kemungkinan besar akan dijual ke maskapai lain.

Hanya saja, Emirsyah belum mau menyebutkan harga terhadap setiap unit pesawat yang akan dijualnya tersebut. Sesuai rencana yang sudah diumumkan Garuda sebelumnya, BUMN penerbangan itu akan mendatangkan 23 unit Boeing 737 New Generation (NG) dan satu unit Airbus 330-200
.
Sementara, sampai 2014 nanti rencananya Garuda akan mengoperasikan 116 pesawat dengan komposisi 90 pesawat Boeing 737 NG dan 26 pesawat A330-200. Kepala Komunikasi Perusahaan Garuda, Pujobroto mengatakan, nantinya seluruh Boeing 737 300, 400 dan 500 seri klasik akan di faceout secara bertahap.

Namun menurut Pujobroto, bukan tidak mungkin Garuda akan memanfaatkan pesawat seri klasik yang berstatus milik untuk digunakan Citilink, anak usahanya yang juga maskapai penerbangan di pasar medium.

“Atau bisa juga yang berstatus milik kami konversi menjadi pesawat kargo. Jadi di bisnis kargo, Garuda tidak hanya mengandalkan kargo konvensional selama ini (belly cargo) saja tetapi bisa mengoperasikan pesawat kargo sendiri.

Namun keputusan mengenai skema faceout seri klasik masih harus dikaji lebih lanjut. Menurut Pujobroto, bisnis angkutan barang atau kargo selama ini ditargetkan menyumbang 12-13 persen pendapatan Garuda Indonesia secara keseluruhan.

“Tetapi tahun lalu target itu belum tercapai, diharapkan dengan melakukan konversi pesawat lama kami bisa meningkatkan pendapatan
kargo,” kata Pujobroto.

Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya