SOLOPOS.COM - Peluncuran buku Garuda Inside Story di Jakarta pada Rabu (16/11/2022). (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Garuda Inside Story menguak kisah panjang dan berliku penyelamatan Garuda Indonesia Airline dari kebangkrutan dengan cara terhormat dan elegan.

Garuda Inside Story, Kisah Dibalik Restrukturisasi Terbesar BUMN Sepanjang Sejarah karya Prasetio yang juga Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia ini diluncurkan di Jakarta pada Rabu (16/11/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Buku setebal 364 halaman yang diterbitkan Rayyana Publishing ini memotret fakta selama pra, proses, dan pascapenyelesaian melalui perjanjian perdamaian yang dicapai Garuda Indonesia melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Garuda Indonesia Airline berhasil selamat dari kebangkrutan dengan cara terhormat dan melalui prosedur hukum dan bisnis yang elegan setelah melalui proses panjang, berliku, mengancam eksistensi akibat penumpukan utang dan faktor Covid-19.

“Riset, wawancara, dan penulisan buku ini saya kerjakan bersamaan dengan berlangsungnya proses penyelamatan Garuda Indonesia. Dapat dikatakan, buku ini adalah buku yang menceritakan Garuda in motion dalam arti sebenarnya,” kata Prasetio dalam sambutan peluncuran.

Baca Juga : Catatkan Ketepatan Waktu 96,6 Persen, Garuda Siap Terbang Lebih Tinggi

Prasetio mengibaratkan dengan kisah perang kemerdekaan. Menurutnya buku itu tidak dibuat saat kemerdekaan tercapai. Ia merupakan catatan-catatan yang dikumpulkan bersamaan dengan saat perang.

“Dan ternyata, proses pengerjaan buku ini memiliki dampak positif karena ketika saya dan kawan-kawan di Garuda Indonesia saling mengemukakan pikiran dan gagasan dalam mendokumentasikan sejarah perjuangan secara bersama-sama ditemukan kesamaan semangat, kesatuan hati, dan keterbukaan terhadap berbagai kemungkinan perbedaan yang akan dicarikan solusi,” ujar Prasetio mengisahkan proses penyusunan buku.

Sepenggal Sejarah BUMN Tertua di Indonesia

Menurut Prasetio ini adalah buku kelima yang telah ia tulis sejak tahun 2014. Baginya, buku ini bukan glorifikasi perjuangan, melainkan potret langkah bersama yang telah diambil orang-orang yang memiliki semangat untuk melihat Garuda Indonesia tetap hidup dan berkembang lebih baik lagi.

Harapannya, lanjutnya, buku ini berguna sebagai dokumentasi sepenggal perjalanan sejarah salah satu BUMN tertua di Indonesia.

Baca Juga : 10 Juta Penumpang Naik Garuda Indonesia, Transformasi Berjalan On the Track?

“Dengan uraian dalam buku ini pembaca dapat menghayati intangible value dari sebuah perusahaan yang demikian dicintai masyarakat serta perjuangannya menjadi entitas bisnis yang efisien dan produktif di masa mendatang,” jelas Prasetio dihadapan 150 undangan.

Di akhir sambutan, Prasetio menyampaikan buku ini ditujukan bagi dunia pendidikan, terutama pada ranah manajemen risiko dan hukum ekonomi, khususnya tentang kajian business judgment rule (BJR) yang menjadi minat utamanya.

“Buku ini dapat mengundang kajian yang lebih mendalam sehingga dapat menghasilkan rekomendasi praktis, temuan ilmiah, dan landasan bagi terciptanya teori-teori hukum ekonomi, manajemen risiko, dan manajemen strategik,” pungkas Prasetio yang bulan lalu menyandang gelar Profesor Kehormatan bidang Hukum Bisnis dari Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo.

Pada acara peluncuran tersebut Dirut Garuda, Irfan Setiaputra, sebagai keynote speech. Selain itu terdapat acara bedah buku yang melibatkan pembicara Deputi Bidang Investigasi BPKP Agustina Arumsari, Guru Besar FH UGM Nindyo Pramono, dan Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani Hikmahanto Juwana. Pengamat Penerbangan, Alvin Lie sebagai moderator.

Upaya Restrukturisasi Garuda Indonesia

Baca Juga : GATF 2022 Serentak di 3 Kota, Jor-joran Diskon Tiket Garuda Indonesia hingga 60%

Menteri BUMN, Erick Tohir, dalam sambutan di buku ini menyampaikan pengalaman penyelesaian melalui perjanjian perdamaian yang dicapai Garuda Indonesia melalui proses PKPU.

Proses penyelesaian tersebut memberikan landasan bagi maskapai flag carrier ini untuk dapat melanjutkan proses restrukturisasi yang lebih komprehensif. Tujuan akhir menuju Garuda Indonesia yang sehat dan memiliki kemampuan menjadi salah satu maskapai terdepan di Tanah Air.

Sebanyak 97% kreditur menyetujui proposal restrukturisasi utang dan berhasil melampaui target 67%. Restrukturisasi utang melalui PKPU, kata Erick, memiliki signifikansi tinggi karena menjadi ketentuan hukum yang mengikat Garuda Indonesia dan para kreditur.

Dengan demikian, lanjutnya, tercipta kepastian hukum bagi Garuda Indonesia maupun para kreditur sehingga akan memperlancar dan mempercepat langkah Garuda Indonesia.

Masih menurut Erick, sejak awal pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas melalui Kementerian BUMN telah secara aktif mengambil bagian dalam upaya restrukturisasi Garuda Indonesia.

Baca Juga : Mantap! Garuda Jadi Maskapai Paling On Time se-Asia Pasifik Versi OAG Flightview

Inisiatif direksi berkonsultasi dengan pemerintah dalam upaya penyelamatan Garuda Indonesia disambut tangan terbuka pemerintah melalui Kementerian BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya