SOLOPOS.COM - Petani bersama Babinsa dan perangkat desa membasmi tikus di sawah Dusun Jetak, Desa Suruhkalang, Jaten, Karanganyar, Selasa (4/2/2020). (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Lahan padi seluas 205 hektare (ha) sawah di Desa Suruhkalang, Kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, diserang tikus pada musim tanam (MT) I ini.

Menurut petani, serangan tikus kali paling parah apabila dibandingkan serangan pada MT sebelumnya. Tikus memakan bibit padi yang baru disemai maupun padi yang baru ditanam di sawah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

2 Rumah di Simo Boyolali Rusak Akibat Longsor, Begini Penampakannya

Sejumlah petani dibantu bintara pembina desa (Babinsa) Serka Haerudin dan perangkat desa berupaya memberantas hama tikus, Selasa (4/2/2020). Mereka membuka lubang pada pematang sawah yang diduga menjadi persembunyian tikus kemudian memasukkan asap ke dalam lubang. Puluhan ekor tikus tertangkap kemudian dibakar saat geropyokan itu.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Suruhkalang, Sukino, mengatakan setiap kelompok tani (Poktan) berupaya menanggulangi hama tikus dengan cara masing-masing. Total ada enam poktan di Desa Suruhkalang.

Habis Mudik ke China, 10 TKA di Sukoharjo Tak Tunjukkan Gejala Terinfeksi Corona

Sejumlah cara dilakukan, seperti menebar racun dan geropyokan. Tetapi menurut mereka cara yang digunakan kurang efektif apabila dibandingkan jumlah tikus yang menyerang area persawahan.

"Kami memaksa tikus keluar lubang persembunyian dengan diasapi. Setelah keluar, dipukul sampai mati. Tikus enggak habis tetapi rasanya semakin bertambah. Serangan ini sudah sejak dua musim tanam lalu sampai sekarang. Petani harus menyemai bibit padi berulang kali karena ludes dimakan tikus," jelas dia.

Strategi Libas Soal SKD CPNS 2019: Kerjakan yang Mudah Dulu

Ketua Poktan Saridadi II di Desa Suruhkalang, Hadiwiyono Pardi, mengatakan harus menyemai bibit padi hingga empat kali.

Menurut dia, beberapa petani terpaksa menyemai bibit padi di rumah agar tidak dimakan tikus.

"Panen MT satu ini terlambat dan hasilnya enggak maksimal. Sejumlah petani berinisiatif memagari petak sawah dengan plastik agar tidak dimasuki tikus," ujar dia.

Tiru Wonogiri, Desa Sepat Sragen bakal Buka Pasar Tempo Dulu

Sementara itu, petugas pengamat organisme pengganggu tumbuhan (POPT) Jaten, Sutarjo, mengungkapkan serangan hama tikus di masa vegetatif atau tanaman berusia muda (kurang dari satu bulan) tidak boleh dibiarkan.

"Kalau membasmi hama tidak serentak maka hama berpindah-pindah ke petak sawah lain. Wilayah Suruhkalang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. Di Sukoharjo baru saja geropyokan. Bisa jadi tikus lari ke sini. Sebaiknya geropyokan serentak," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya