Solopos.com, SRAGEN - Seorang peserta Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Sragen di Pendapa Rumdin Bupati, Senin (16/3/2020) diminta pulang. Peserta berjenis kelamin laki-laki itu dipulangkan karena memiliki suhu 37,5 derajat celcius.
Panitia Musrenbang Sragen memang menyiagakan tenaga medis menyusul mewabahnya virus corona. Lima orang petugas medis berjaga dengan membawa termometer digital dan hand sanitizer.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Angkutan Umum Sragen Diminta Sediakan Hand Sanitizer
Mereka memeriksa suhu para peserta sebagai antisipasi terhadap penularan virus corona. Hasilnya ditemukan satu orang yang suhu badannya melebihi 37 derajat celcius. Dia mengaku tak enak badan. Panitia lantas menyarankan peserta tersebut untuk pulang.
Kepala DKK Sragen Hargiyanto sempat berinteraksi dengan lima petugas medis yang berasal dari Puskesmas Sragen Kota itu. Para petugas puskesmas berkonsultasi tentang penanganan orang dalam pemantauan (ODP) terutama yang baru pulang dari luar negeri. Hargiyanto meminta setiap ODP harus dipantau serius.
Hargiyanto menyampaikan apa yang dilakukan para petugas medis itu menjadi prosedur tetap (protap) untuk kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menghadapi pandemi virus corona. Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bupati Sragen, pemeriksaan medis didasarkan pada standar, yakni mengetes suhu badan, membiasanya gerakan masyarakat pola hidup sehat, dan cuci tangan.
Tambah! 20-an Warga Tracing Suspect Corona Solo Jalani Karantina Mandiri
“Pemeriksaan kesehatan itu sebenarnya hanya untuk membiasakan pola hidup bersih dan sehat. Setiap peserta Musrenbang juga diberi leaflet yang berisi pencegahan terhadap virus corona. Kalau ditemukan tamu dengan suhu tubuh di atas 37,5 derajat celsius ya diminta pulang saja. Standar pemeriksaan ini mestinya dilakukan di semua kecamatan, rumah sakit, dan perkantoran,” ujarnya.
Pelayanan Bank
Sementara aktivitas serupa juga dijumpai di depan Kantor Pelayanan Nasabah BRI Cabang Sragen. Seorang petugas keamanan bermasker menyetrilkan setiap nasabah yang datang dengan termometer digital dan menyemprotkan cairan hand sanitizer kepada kedua telapak tangan nasabah.
Pegawai BRI pun juga ada yang menggunakan sarung tangan dan masker sebagai antisipasi. Pelayanan antisipasi penyebaran virus corona itu baru dilaksanakan per Senin pagi. Bahkan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) juga dibersihkan dengan menyemprotkan desinfektan setiap 15 menit sekali.
“Tadi pagi kami sepakat dan memutuskan mulai antisipasi penyebaran virus corona dalam pelayanan nasbah mulai hari ini. Tidak mengurangi rasa hormat, kami memberi pelayanan supaya nasabah nyaman. Peredaran virus itu kemungkinan bisa lewat uang, sehingga ada pegawai yang menggunakan sarung tangan saat menghitung uang,” ujar Manajer Operasional BRI Kantor Cabang Sragen, Sumarsono, saat berbincang dengan wartawan.