SOLOPOS.COM - Sebuah patok kuning sebagai penanda as jalan tol Solo-Jogja tertancap di rumah milik Ahmad Dahlan, 85, warga Desa Brangkal RT 018/RW 009, Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Klaten, Rabu (11/8/2021). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Ahmad Dahlan, 85, warga Desa Brangkal RT 018/RW 009, Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Klaten, mendadak menjadi seorang miliarder di usia senjanya. Tanah dan pekarangan miliknya seluas 860 meter persegi telah dipastikan terdampak jalan tol Solo-Jogja.

Sebagai salah seorang warga terdampak jalan tol Solo-Jogja, Dahlan mengaku bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di usianya yang sudah uzur, warga Klaten itu justru menjadi miliarder menyusul adanya proyek strategis nasional, pembangunan jalan tol Solo-Jogja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dahlan bakal memperoleh uang ganti rugi (UGR) senilai Rp2 miliar, pertengahan Agustus mendatang. Bagi Dahlan yang memiliki delapan anak itu tak pernah membayangkan sedikit pun tentang nominal uang Rp2 miliar yang akan diterimanya. Sepanjang hidupnya sebelum menginjak usia 85 tahun, Dahlan tak pernah sama sekali melihat uang hingga miliaran rupiah. Saat masih muda, Dahlan hanya bekerja sebagai buruh harian lepas.

Baca Juga: Kejar Target, Tiap Hari Ada Jadwal Vaksinasi Covid-19 di Sukoharjo

Kulo niku jarang ngertos uang jutaan rupiah. Niki malah ngantos Rp2 miliar. Sing penting anak-anak kulo rukun. Kudu rukun,” kata Dahlan, saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (11/8/2021).

Hal senada dijelaskan salah seorang anak dari Dahlan, yakni Zaini, 52. Munculnya proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja sempat membikin bimbang keluarga besarnya. Di satu sisi, bapaknya akan memperoleh uang hingga Rp2 miliar. Di sisi lain, dirinya beserta bapak dan saudaranya harus angkat kaki dari rumah yang dianggap telah memiliki nilai sejarah di lingkup keluarganya.

“Awalnya ada kecewa juga. Tapi, setelah dipikir-pikir, kami menerima juga. Ini kan proyek negara juga. Nanti, uang itu dibagi rata antara bapak dengan delapan anaknya. Selanjutnya, digunakan membeli rumah/lahan di desa sini juga,” kata Zaini.

Zaini merupakan anak kedua dari Dahlan. Sehari-harinya, Zaini bekerja sebagai bakul sayur keliling. Pendapatan bersih yang diperoleh dari berjualan sayur itu berkisar Rp100.000-Rp150.000 per hari. Zaini sudah berjualan sebagai bakul sayur sejak 13 tahun terakhir.

“Dari anak-anaknya bapak yang di ada di sini, nanti akan beli lahan untuk empat rumah. Jadi, saya, bapak, kakak, dan seorang adik tetap beli rumah di sini. Masih bisa dekat dengan orang tua,” katanya.

Baca Juga: Malioboro dan Stasiun Tugu Jadi Area Wajib Masker dan Vaksin, Tempat Lain Menyusul

Kepala Desa (Kades) Brangkal, Kecamatan Karanganom, Haryanta, mengatakan lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di desanya mencapai 141 bidang. Selain menerjang sawah dan rumah/pekarangan milik warga, jalan tol Solo-Jogja juga akan menerjang lima bidang tanah kas desa.

“Adanya jalan tol Solo-Jogja ini sangat menguntungkan Pemdes dan warga. Jadi, warga untung. Desa pun akan untung. Bagaimana tidak, sawah yang awalnya hanya seharga Rp180.000 per meter persegi diganti Rp600.000 per meter persegi. Sedangkan bangunan dihargai Rp1,2 juta per meter persegi. Di Brangkal sini, semuanya relatif lancar. Seluruh warga dan desa mendukung proyek ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya