SOLOPOS.COM - Petugas pengukuran jalan tol Solo-Jogja merampungkan pekerjaannya di Kranggan, Polanharjo, Klaten, Kamis (6/8/2020). (Solopos.com-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN - Sebanyak 35 kepala keluarga atau KK di Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, terancam kehilangan mata pencaharian sebagai tukang pande besi dan pengrajin anyaman limbah plastik janur karena proyek jalan tol Solo-Jogja.

Di sisi lain, puluhan warga itu juga kelimpungan mencari rumah pengganti setelah pekarangan dan rumah mereka bakal tergusur. Berdasarkan pantauan Solopos.com, sejumlah orang di Kranggan mengikuti Musyawarah Penetapan Bentuk Ganti Kerugian Pengadaan Tanah Jalan Tol Kulon Progo-Jogja-Solo di balai desa setempat, Selasa (16/3/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di kesempatan ini, warga terdampak pembangunan jalan tol Solo-Jogja memperoleh surat dari panitia pembebasan lahan terkait luasan lahan/bangunan yang terdampak jalan tol sekaligus nilai uang ganti rugi (UGR) yang akan diterima warga.

Baca Juga: Dulu Jadi Peracik Bom, Kini Bang Jack Jualan Soto di Sukoharjo dan Jadi Viral

Nantinya, setelah warga terdampak jalan tol Solo-Jogja menyatakan setuju dengan harga yang ditawarkan tim appraisal, warga tersebut segera memperoleh UGR sesuai yang diumumkan tim pembebasan lahan.

Lahan terdampak jalan tol Solo-Jogja di Kranggan mencapai 131 bidang. Jumlah tersebut sudah termasuk 8.000 meter tanah kas desa, areal pertanian, permukiman warga, sejumlah fasilitas umum (fasum)/fasilitas sosial (fasos), seperti dua makam, satu masjid, satu musala, dan bekas bangunan SDN 2 Kranggan.

"Selain lahan pertanian, jalan tol Solo-Jogja yang melintas di desa kami mengenai permukiman warga. Jumlah warga pemilik rumah itu mencapai 35 KK. Yang jadi persoalan, semua warga itu berprofesi sebagai pengrajin, baik pande besi dan lainnya [home industry]," kata Kepala Desa (Kades) Kranggan, Gunawan Budi Utomo, saat ditemui wartawan di desa setempat, Selasa (16/3/2021).

"Dengan adanya jalan tol, mereka harus pindah rumah. Padahal, mereka ini bekerja di rumah masing-masing. Jika mereka pindah di perumahan, enggak mungkin dapat meneruskan pande besi di perumahan. Jadi, mereka terancam kehilangan pekerjaan juga," imbuhnya.

Rumah Tergususr

Salah seorang warga di Kranggan, Sutrisno, 41, mengatakan bangunan rumah seluas 240 meter persegi di RT 014/RW 005 miliknya dipastikan terdampak jalan tol Solo-Jogja. Alhasil, dirinya dan anggota keluarganya harus berpindah rumah dalam waktu dekat. Hingga sekarang, Sutrisno mengaku masih kebingungan mencari lahan baru untuk didirikan rumah pengganti.

"Saya sudah tinggal di rumah saya sejak lahir. Rumah itu warisan orangtua sejak 1969. Sebetulnya saya enggak setuju dengan jalan tol ini karena saya harus pindah rumah. Bagi saya, rumah itu banyak memiliki history," katanya.

Baca Juga: Puluhan SMK di Klaten Minta Izin Laksanakan UKK di Sekolah

Tak hanya kenangan dan pengalaman, lanjut Sutrisno, rumah yang ditempatinya menjadi lokasi bekerja dan mencari uang. Setiap harinya, Sutrisno bekerja sebagai pengrajin anyaman plastik janur. Hasil anyamannya berupa beronjong, tas, tempat sampah, dan lainnya. Omzet setiap hari yang diperoleh Sutrisno senilai Rp400.000.

"Saat saya pindah nanti, bisa jadi saya kehilangan pelanggan. Di tempat baru, belum tentu saya juga bisa berusaha seramai saat ini. Saya masih bingung juga mencari tanah. Sedih juga kalau dipikir-pikir. Ingin saya, memperoleh tanah di desa sini. Tapi, susah juga mencarinya. Belum lagi, harga tanah yang tinggi. Selain saya, istri saya juga memiliki usaha cemilan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya