SOLOPOS.COM - Pengungsi Rohingya berada di sekitar hutan dekat kamp Cox's Bazar, Bangladesh. (Damie Sagolj/JIBI/Reuters)

Pemerintah Bangladesh mengeluhkan kerusakan hutan gara-gara ulah pengungsi Rohingya.

Solopos.com, DHAKA – Pemerintah Bangladesh mengeluh hutan di wilayah perbatasan dengan Myanmar rusak akibat keberadaan pengungsi Rohingya. Mereka terpaksa membuka lahan untuk menyediakan penampungan bagi warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Dilansir RFA, Selasa (31/10/2017), hutan yang rusak itu berada di kawasan Cox’s Bazar, Bangladesh. Menurut seorang polisi hutan, Ali Hussain, pemerintah telah membuka lahan seluas lebih dati 657 hektare demi menampung ratusan ribu pengusngsi Rohingya. Sampai saat ini, mereka telah membabat banyak pohon yang berada di hutan. Malahan, beberapa pengungsi sering menebang pohon tanpa izin untuk memasak atau menghangatkan diri.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ini bencana untuk lingkungan. Kami telah menebang banyak pohon di hutan demi membangun tenda pengungsian. Bahkan, para pengungsi itu juga sering menebangi pohon tanpa izin,” kata Ali.

Ali menambahkan, rekan seprofesinya telah mengingatkan para pengungsi agar tidak menebang pohon sembarangan. Namun, warga Rohingya justru marah dan menyerang rekannya. Menurutnya, jika tidak segera diatasi, masalah ini akan berkembang semakin rumit.

“Satu-satunya jalan keluar adalah Myanmar harus memulangkan warga Rohingya. Jika dibiarkan, mereka akan membuat kerusakan hutan semakin parah. Kami tidak bisa melakukan apa-apa jika mereka masih berada di sana. Kami baru bisa melakukan reboisasi ketika mereka sudah pergi,” sambung Ali.

Kendati demikian, pemerintah Bangladesh sadar pemulangan pengungsi Rohingya ke Myanmar bukan hal yang mudah. Warga Rohingya tetap nekat bertahan di tenda pengungsian meski banyak bahaya mengancam. Bulan lalu, ada beberapa warga Rohingya yang tewas terinjak gajah liar. Sebab, hutan itu memang merupakan habitat gajah dan berbagai satwa liar lainnya.

“Hutan itu merupakan rumah bagi gajah liar dan beberapa satwa lainnya. Kawanan gajah itu selalu melewati jalan yang sama. Mereka menandai jalan yang dilalui dengan pohon. Jika pohonnya ditebang, mereka akan kebingungan dan bisa saja masuk ke permukiman warga,” kata rekan Ali Hussain, Abdul Mannan.

Kendati demikian, warga Rohingya menolak disalahkan atas kerusakan hutan itu. Mereka mengaku terpaksa menebang pohon demi bertahan hidup di negara asing itu. “Kami tidak berniat merusak hutan. Kami hanya menebang pohon sebagai upaya bertahan hidup. Apakah kami salah meminta perlindungan di tempat ini? Lihatlah rumah kami di bakar habis oleh tentara Myanmar tanpa ampun,” ungkap seorang pengungsi Rohingya, Asbus Shakur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya