SOLOPOS.COM - Salah seorang warga Dusun Jembul, Desa Pasekan, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, sedang melihat tiang router yang dipasang di luar rumahnya, Senin (15/8/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri M)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 84 keluarga di Dusun Jembul, Desa Pasekan, Kecamatan Eromoko, Wonogiri, setidaknya dapat bernafas lega. Puluhan warga dapat mengatasi susah sinyal selama puluhan tahun setelah dapat memasang wireless fidelity (wifi) di dusun setempat sejak hampir tiga tahun belakangan.

Dusun Jembul berlokasi di barat laut Desa Pasekan. Luas wilayahnya berkisar 106 hektare (Ha). Lahan sebesar 30% berupa permukiman warga, sedangkan 70% sisanya berupa lahan pertanian. Berdasar data pemerintah desa (Pemdes) Pasekan termutakhir, luas lahan sebanyak itu hanya dihuni sejumlah 240 warga yang tergabung dalam 84 kepala keluarga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Senin (15/8/2022), kondisi di Dusun Jembul relatif sepi. Selain sedikitnya jumlah warga, lokasi dusun juga terpencil. Di sebelah timur, barat, dan utara dusun itu berbatasan dengan hutan milik Perhutani dan tegal milik warga.

Keadaan geografis itu yang menjadikan Dusun Jembul selama bertahun-tahun tak terjangkau sinyal telepon dan internet. Sampai sekarang pun, sinyal sejumlah provider yang sudah terkenal masih lemah jika digunakan di dusun tersebut.

Sejak akhir 2019, salah seorang warga dusun setempat, Hendro, berupaya mengubah nasib susah sinyal yang dialami warga Dusun Jembul. Ia merupakan mantan karyawan yang kini menjadi mitra perusahaan internet service provider (ISP) asal Jakarta.

Baca Juga: Wow! Desa di Wonogiri Ini Dapat Julukan Kampung Miliarder, Kok Bisa?

Berbekal pengalaman dan bakat yang dia dapat selama lima tahun bekerja di ISP, ia kemudian menjajal memasang wifi. Modal yang pertama Hendro keluarkan senilai Rp12 juta.

“Awalnya cuma main-main. Saya membutuhkan koneksi internet untuk keluarga di rumah dan akhirnya meminta support [bantuan] dari perusahaan ISP yang saya kenal. Saya bilang, saya membutuhkan support, akhirnya bisa. Mulanya buat keluarga tapi kok ternyata makin banyak yang minat. Setelah peminatnya bertambah, akhirnya kepikiran meluaskan jangkauan dan menarik biaya sewa dan pemasangan wifi di rumah warga,” kata Hendro saat berbincang dengan Solopos.com di rumahnya, Senin.

Modal yang dikeluarkan setiap pemasang wifi di rumahnya senilai Rp360.000. Dengan harga itu, para pemasang menerima bandwidth sebanyak 15-20 megabit per second (Mbps) untuk mengakses internet.

Setiap bulan, warga mesti membayar senilai Rp150.000. Jumlah itu menurut Hendro terbilang kecil jika dibanding tarif pemasangan wifi di perusahaan ISP lain.

Baca Juga: Siaran TV Digital Terestrial Belum Tersedia di Wonogiri, Penyebabnya?

Hendro mengklaim, jumlah warga di Dusun Jembul yang memanfaatkan layanan wifi miliknya telah menyeluruh. Kendati sering mendapati warga pemasang wifi terlambat membayar biaya internet bulanan, ia tak terlalu mempersoalkan.

“Kebanyakan warga yang memasang kan petani. Sekarang ini belum waktunya panen. Mereka sering kali mengeluh belum punya uang untuk membayar. Kalau seperti itu, biasanya saya menyuruh membayar seadanya dulu. Enggak langsung mencabut pemakaian karena enggak bisa bayar,” ujarnya.

Kemudahan dan toleransi terhadap pemasang wifi yang terlambat membayar biaya bulanan justru memengaruhi makin banyaknya orang memasang wifi. Hendro mengaku, saat ini telah menjangkau pelanggan pemasang wifi di sejumlah dusun dan desa di Kabupaten Wonogiri.

Kepala Dusun (Kadus) Jembul, Bejo Utomo, mengakui, keberadaan layanan wifi di dusunnya sangat bermanfaat. Sinyal telepon dan internet yang lemah selama ini membuat warga tak dapat berkomunikasi dengan lancar.

Baca Juga: Sejak 2018 Kementerian Kominfo Blokir 552.645 Konten Judi Online

Keberadaan layanan tersebut secara perlahan dapat mengubah citra Dusun Jembul sebagai dusun terpencil.

“Walaupun sampai saat ini belum sempurna, masih ada yang error layanan wifi-nya, tapi paling tidak sudah ada perkembangan lebih baik. Dari dulu itu, dusun kami terpencil. Hanya ada satu jalan keluar dan masuk menuju dusun. Itu juga yang menyebabkan kurangnya perhatian pemerintah merambah sinyal di dusun kami,” kata Bejo.

Kepala Desa (Kades) Pasekan, Sutaryo, menambahkan, luas wilayah desanya mencapai 1.026 hektare (ha). Dari luasan tanah tersebut, Dusun Jembul diakui sebagai wilayah terpencil dibanding 12 dusun lain di Desa Pasekan. Selain itu, Dusun Jembul menjadi satu-satunya dusun di Desa Pasekan yang memiliki sinyal telepon dan internet paling lemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya