SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Triwindu membongkar pagar besi di Jl. Diponegoro, saat penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC), Sabtu (15/7/2017). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Para pedagang Pasar Triwindu Solo dirugikan tiap kali Jl. Diponegoro ditutup untuk acara tertentu.

Solopos.com, SOLO — Pedagang Pasar Triwindu Solo merasa tersisih dan dirugikan dengan penutupan Jl. Diponegoro, Ngarsopuro, seperti saat penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC), Sabtu (15/7/2017). Penutupan jalan itu bikin pasar sepi karena jalur menuju pasar terputus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Sabtu sekitar pukul 10.45 WIB, Jl. Diponegoro tidak dapat dilalui kendaraan sama sekali. Di ujung selatan jalan yang berbatasan dengan Jl. Slamet Riyadi ditutup total untuk panggung. Ujung utara jalan juga ditutup total dengan pagar besi.

Sekitar pukul 12.31 WIB, beberapa pedagang Pasar Triwindu membongkar pagar besi di ujung utara Jl. Diponegoro. Aksi pembongkaran pagar penutup jalan tersebut dipimpin Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Triwindu (P3T), Dodi Sudarsono.

Menurut Dodi, jika penutup jalan tersebut tidak dibuka, tidak akan ada pengunjung pasar yang datang. Sementara pasar pada hari itu tetap buka. “Kami juga tidak mendapatkan pemberitahuan soal penutupan jalan itu,” kata dia saat ditemui Solopos.com di Pasar Triwindu, Sabtu.

Dia mengatakan pembukaan pagar penutup jalan tersebut sebelumnya sudah dia lakukan dua kali. “Sekitar pukul 11.00 WIB tadi sudah kami buka. Setelah itu baru ada pengunjung masuk. Tapi tidak lama ada yang menutup lagi, ya kami buka lagi,” kata dia.

Para pedagang pun sempat beradu argumen dengan petugas Dinas Perhubungan yang kembali memasang pagar penutup jalan tersebut. Dodi mengatakan dalam waktu dekat mendatangi sejumlah dinas untuk membicarakan mengenai penutupan Jl. Diponegoro yang sering dilakukan setiap ada kegiatan.

“Rencananya ke Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perhubungan, dan Dinas Perdagangan. Kami berharap jalan jangan sampai ditutup. Kami juga membayar retribusi kok,” kata dia.

Para pedagang mengatakan pada akhir pekan atau hari libur, jumlah pengunjung pasar biasanya lebih ramai jika dibandingkan hari-hari biasa. Di sisi lain setiap akhir pekan juga akses menuju pasar sering terganggu karena untuk persiapan kegiatan di luar pasar.

Menurut Dodi, setiap kali ada kegiatan di sekitar Jl. Diponegoro, penutupan jalan dilakukan beberapa jam sebelumnya. Penyelenggaraan night market setiap Sabtu malam pun persiapannya sudah dilakukan sejak Sabtu pagi atau siang. “Kami sering tidak dianggap ada,” kata dia.

Menurut pedagang Pasar Triwindu yang juga pengurus P3T, Sulardi, saat ini terdapat sekitar 200 pedagang yang mencari rezeki di Pasar Triwindu. Setiap harinya pedagang mengharapkan adanya kunjungan konsumen ke pasar. “Kalau jalannya ditutup, bagaimana orang mau datang ke pasar,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya