SOLOPOS.COM - Petugas mengecek IPA Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (1/11/2019). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Fenomena bladu atau ikan menyembul ke permukaan air di Sungai Bengawan Solo beberapa waktu lalu membuat Perumda Toya Wening atau PDAM Solo terpaksa berulang kali menghentikan operasional IPA.

Seperti diinformasikan, warga yang tinggal di pinggir Sungai Bengawan Solo diramaikan dengan menyembulnya berbagai jenis ikan ke permukaan beberapa waktu lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Fenomena ikan lemas yang diduga akibat keracunan (bladu) itu terjadi dua kali pada pekan lalu. Hal itu terkait dengan pencemaran di sungai terpanjang di Pulau Jawa itu.

Keluarga Suranto Jadi Korban Pembunuhan Di Duwet Sukoharjo, Ini Cerita Tetangga Rumah

Untuk mencegah tercemarnya air minum, PDAM Toya Wening Solo sempat menghentikan operasional Instalasi Pengolahan Air atau IPA Semanggi.

Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi Perumda Toya Wening, Bayu Tunggul, mengatakan penghentian operasional IPA dilakukan menyusul kondisi air yang keruh dan tak layak olah.

“Kondisi air baku yang tidak bagus, dampaknya paling jelas ya bladu. Kami mesti menghentikan operasional IPA Semanggi selama 2-4 jam. Namun, karena kapasitas reservoirnya lumayan banyak, tidak mengganggu pelayanan pelanggan,” kata dia, Minggu (23/8/2020).

Jokowi dan Iriana Tidak Masuk, Ini Keluarga Presiden Di Daftar Pemilih TPS 022 Pilkada Solo 2020 

Operasional IPA Semanggi milik PDAM Solo memiliki kapasitas pengolahan sebanyak 60 liter/detik. Sedangkan reservoirnya mampu menampung kebutuhan air ribuan pelanggan selama 2-3 jam.

Tampungan Reservoir

Sebelum tampungan reservoir kosong, IPA Semanggi sudah kembali beroperasi. “Penghentian operasi itu untuk menunggu kondisi air baku kembali membaik. Hampir setiap hari kami menghentikan operasional sesaat menunggu kondisi air baku bagus,” jelas Bayu.

Bayu mengaku sudah berkoordinasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pemerintah daerah hulu, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dam Perum Jasa Tirta I.

Warga Sragen Meninggal Karena Corona Tambah 4, Kasus Positif Tambah 14

“Masalah ini selalu terjadi di musim kemarau sehingga sudah beberapa tahun terakhir waspada,” ucapnya.

Warga RT 001/RW 002 Sewu, Jebres, Budi Utomo mengatakan fenomena bladu yang membuat operasional IPA PDAM Solo sebenarnya terjadi ketika dalam rentang waktu lama kondisi panas lalu tiba-tiba hujan deras.

Namun, pada pekan lalu tidak ada hujan deras yang mengguyur wilayah hilir sehingga ia menduga bladu tersebut disebabkan pencemaran limbah.

Dituntut 5 Tahun Penjara, 3 Terdakwa Kasus Bank UOB Solo Dijatuhi Vonis Bebas

Di sisi lain, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo sudah menerima sampel air Sungai Bengawan Solo yang diduga terpapar limbah dari Perumda Toya Wening.

“Kemarin PDAM sudah mengirimkan hasil sampel air. Diduga memang tercemar limbah. Tapi penanganannya oleh Pemprov Jateng karena persoalan lintas daerah,” kata Kepala DLH Solo, Gatot Sutanto, saat dihubungi terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya