SOLOPOS.COM - Insiden Pelemparan Batu Ambulans di Kota Solo

Solopos.com, SOLO — Hoaks yang beredar tentang ambulans beberapa waktu lalu membuat para pengemudi ambulans kerap mendapat teror di jalanan. Persatuan Driver Ambulan Soloraya (Pedas) mencatat, dalam tiga hari terakhir ada empat teror dari orang tidak dikenal.

Ketua Pedas, Nanang Khoironi, 30, kepada Solopos.com, Minggu (11/7/2021), mengatakan Pedas sangat menyesalkan peristiwa pelemparan batu ke ambulans yang membuat ambulans Muhammadiyah, Klaten, pecah kaca bagian depan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia menyebut fenomena hoaks yang terjadi di Kudus membuat masyarakat terprovokasi. Nanang menyebut para pengemudi ambulans hanya bekerja untuk melayani masyarakat.

Baca Juga: 60 Ton Cadangan Oksigen Jateng Hilang, Ini Biang Keroknya

“Dengan adanya organisasi, kami mengimbau pengemudi kami untuk menaati SOP. Kalau anggota kami melanggar, kami berikan SP tindakan tegas. Melanggar SOP itu seperti menyalahgunakan strobo atau sirine,” papar dia.

Ia menambahkan pengurus Pedas sudah menekankan aturan-aturan yang diatur dalam undang-undang itu. Menurutnya, di Soloraya tidak ada pelanggaran oleh pengemudi ambulans.

Nanang mengapresiasi Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, yang bakal mengambil langkah tegas peristiswa pelemparan batu di Flyover Purwosari pada Jumat (9/7/2021) dini hari WIB. Hal itu sangat membuat tidak nyaman para pengemudi ambulans.

“Setelah hoaks kemarin, ada empat ambulans kena teror saat hendak memakamkan dan saat mengantarkan pasien dan jenazah. Teror berupa diludahi, dimaki-maki, dan diacungkan jari tengah. Ya sudah lah, kami pelayanan dari masyarakat kembali ke masyarakat,” papar dia.

Menurutnya, para pengemudi ambulans memilih bersabar selama teror yang dilakukan tidak melanggar perundang-undangan. Padahal, kabar yang beredar itu terjadi bukan di Soloraya dan narasi dalam kabar itu jelas hoaks.

Nanang menyebut setiap sirine dan strobo menyala sudah ada aturan. Sehingga para pengemudi tidak asal-asalan saat bertugas. Padahal, banyak ambulans sukarelawan yang bertugas dari pagi hingga pagi lagi untuk masyarakat. Tetapi malah teror yang diterima oleh pengemudi ambulans.

Baca Juga: 4 Bandara AP I Ubah Jam Operasional Selama PPKM Darurat

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling mendukung. Penyalaan sirine dan strobo bukan keinginan pengemudi untuk cepat-cepat di jalan namun ada pasien yang harus dibantu. Pelayanan ambulans mengutamakan keselamatan pasien segera sampai di rumah sakit untuk mendapat penanganan.

“Ayo saling mendukung, kami juga meninggalkan keluarga untuk masyarakat. Saat pelayanan, kami menanggap itu keluarga kami sendiri,” imbuh dia.

Nanang meminta masyarakat jangan langsung percaya kabar-kabar yang belum tentu kebenarannya. Masyarakat harus memilah info-info yang beredar dulu. Ia menambahkan psikologis pengemudi ambulans dalam keadaan baik. Seluruhnya bisa terkontrol dengan baik dan mempercayakan proses hukum ke kepolisian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya