SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa mengikuti pembelajaran online dari belakang rumahnya (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR–“Berbekal smartphone yang masih 3G, saya harus mengikuti belajar secara daring. Berulangkali saya dibuat menangis oleh smartphone saya yang sering error ketika saya gunakan untuk mengerjakan tugas secara daring,” kata Cindi Nettya Ervani, 17, pelajar Kelas 12 MIPA 1 di SMAN Kerjo.

Dia menuliskan curahan hati itu saat duduk di bangku kelas XI. Cindi dan teman-temannya mendapat tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mereka diminta menulis tentang kondisi masing-masing selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Jaringan yang ada di rumah saya juga cukup buruk, seperti H+, E, dan G. Itu membuat saya uring-uringan saat mengerjakan soal menggunakan aplikasi namanya Quizizz,” tutur dia.

Update Kasus Covid-19 Indonesia: Pasien Positif Tambah 1.815 Jadi 116.871 Orang

Kegundahannya terhadap PJJ menggunakan sistem daring, berlanjut. Warga Dukuh Jenggrik RT 004/RW 009, Desa Ganten, Kecamatan Kerjo itu mengaku harus mengorek tabungannya untuk membeli kuota Internet.

“Belajar di rumah dengan sistem daring juga membuat uang tabungan saya menipis. Saya harus berbagi kuota dengan kedua adik saya sehingga kuota Internet yang dibutuhkan tidak sedikit, yang membuat saya harus sering membeli kuota Internet,” ceritanya.

Padahal Cindi mengaku tidak mendapat jatah uang jajan selama PJJ. Tetapi, dia merasa sungkan meminta uang kepada orang tua untuk membeli kuota Internet. Cindi menyadari penghasilan orang tua menurun selama pandemi Covid-19. Ayahnya bekerja sebagai petani sedangkan ibunya membuka usaha makanan.

Hebat! Salatiga Siapkan Rp2,4 Miliar per Bulan untuk Kuota Internet Siswa

Solopos.com berbincang dengan Cindi melalui sambungan telepon seluler. Berulangkali obrolan tersendat karena suara Cindi tidak terdengar jelas.

Di tengah obrolan tiba-tiba sambungan telepon terputus karena sinyal hilang. Tetapi gadis itu masih bisa terkekeh. Mungkin, dia menertawakan kondisinya mengalami kendala sinyal.

“Awal pembelajaran daring itu banyak enggak enak. Daring sudah sebulan, saya masih tidak suka. Saya kurang bisa menyerap materi. Kalau hitung-hitungan butuh pemahaman lebih. Padahal handphone kadang sering error karena 3G,” tutur dia saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (5/8/2020).

Seminar UGM-UNS: Pengelolaan Lahan Pertanian Harus Perhatikan Konservasi Tanah dan Air

 

Pinjam HP

Pada akhirnya Cindi harus mencari pinjaman handphone (HP) agar bisa melaksanakan sekolah daring setiap hari. Dia meminjam HP milik ibu maupun adiknya. Dua orang adiknya duduk di bangku kelas III SD dan VI SD.

Pada hari tertentu Cindi bergantian menggunakan HP dengan adiknya yang duduk di bangku kelas VI SD. Adiknya sudah masuk sekolah tatap muka dua hari dalam satu pekan.

“Saya pinjam handphone adik atau ibu untuk kirim tugas dan mencari bahan. Kalau sinyal, saya harus ke luar rumah. Di timur rumah banyak. Jadi saya sekolah daring itu di pekarangan rumah,” tutur dia.

Wali Kota Salatiga Gagas Gerakan Sehari Tanpa Nasi, Ini Tujuannya…

Gurunya memberikan materi dan tugas melalui pesan aplikasi WhatsApp grup, YouTube, dan lain-lain. Dia mengaku resah apabila gurunya menggunakan aplikasi Zoom untuk PJJ. Pada akhirnya, dia meyakinkan diri suatu saat pihak sekolah maupun pemerintah akan mengakhiri PJJ.

“Mau enggak mau harus semangat. Saya berharap bisa sekolah lagi dengan sistem sif. Kalau di sekolah itu materi yang didapat lebih banyak dan bisa mengobrol dengan teman. Saya bisa langsung tanya guru kalau ada materi yang tidak paham. Kalau di rumah mau tanya siapa,” ungkapnya.

Setiap hari Cindi harus menunjukkan kehadiran atau presensi menggunakan aplikasi Google Forms. Dia menulis nama dan mengirim foto mengenakam seragam. Presensi dimulai pukul 06.30 WIB hingga 07.00 WIB. Selanjutnya, pembelajaran mulai pukul 07.00 WIB hingga 10.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya