SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Petani sedang membuat sumur submersibel (sibel). (karanggeneng.ngawikab.id)

Solopos.com, KARANGANYAR — Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Jaten, Hari Susanto, sebagian besar sumur sumbersibel atau sibel di wilayahnya adalah bantuan dari anggota DPRD Karanganyar. Hari menyebut 80% pembuatan sumur sibel di Jaten dibiayai dana aspirasi anggota DPRD.

“Pengucurannya melalui APBD yang dikelola Dinas Pertanian Karanganyar,” ujar Hari ketika berbincang dengan wartawan, Jumat (22/10/2021).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurut dia, penggunaan sumur sibel saat ini makin menggeser irigasi teknis yang bersumber dari air waduk. Seperti kondisi sekarang di saat Dam Colo ditutup, petani mengandalkan air sumur sibel.

Baca Juga: Penggunaan Sumur Sibel oleh Petani Jaten Tak Terkendali, Ini Bahayanya

Penggunaan sumur sibel belakangan ini, disebutnya, tak terkendali. Bahkan jarak antarsumur hanya 100-200 meter. Jarak ini dinilai terlalu dekat dan kurang ideal sehingga dikhawatirkan mampu mengurangi cadangan air tanah.

“Penggunaan sumur sibel banyak dilakukan karena kemudahan pemakaian pompa air. Pompa airnya juga memakai listrik, dan lebih hemat dibandingkan bahan bakar minyak (BBM),” kata lanjut dia.

“Sumur sibel digali berkedalaman 70 meter lebih. Biaya pembuatannya pun tidak sedikit. Satu titik mencapai puluhan juta rupiah,” katanya.

Baca Juga: Penggunaan Sumur Sibel Tak Terkendali, Dispertan PP: Tak Ada Larangan

Dampak negatif dari eksploitasi air tanah mulai terasa sekarang. Debit air sumur sibel mulai mengecil di beberapa lokasi. Cadangan air tanah mulai mengecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya