SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


GANTUNG DIRI-Seorang warga Dukuh Padan, Desa Jagalan, Kecamatan Karangnongko, Klaten, bernama Purwanto, 28, ditemukan tewas gantung diri menggunakan tali di rumahnya, Rabu (27/6/2012). (Farid Syafrodhi/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Purwanto, 28, warga Dukuh Padan, Desa Jagalan, Kecamatan Karangnongko, Klaten ditemukan tewas gantung diri di rumahnya, Rabu (27/6/2012) pagi. Diduga korban  mengalami gangguan jiwa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Purwanto gantung diri di ruang tengah rumah dengan melilitkan tali tambang ke ruas-ruas atap. Korban kali pertama ditemukan oleh istrinya, Ngatinah, 28. Rabu sekitar pukul 09.00 WIB.

Ketika itu Ngatinah pulang dan ingin masuk ke rumah. Namun ia tidak bisa masuk karena pintu terkunci dari dalam. Ia lalu mengambil tangga untuk melongok ke dalam rumah, melalui ventilasi udara di bagian belakang rumah. Ngatinah seketika itu kaget karena sepintas melihat ada orang tergantung di dalam rumah. Ia berteriak minta tolong.Sontak warga pun berdatangan untuk menolong.

“Saat itu pintu masih dalam kondisi terkunci dan tidak bisa dibuka. Pintu rumah baru bisa dibuka setelah dicongkel oleh petugas dari Polsek Karangnongko,” ujar mertua korban, Lasimin, 60, saat ditemui wartawan di rumah duka.

Di Rumah Sendiri

Menurut Lasimin, sejak Selasa (26/6/2012) lalu, Purwanto tinggal di rumah sendirian, sebab Ngatinah membantu kakaknya yang sedang punya hajatan. Karena itu,  tidak ada orang yang mengetahui kapan Purwanto melakukan gantung diri. Namun dari pemeriksaan dokter, diduga ia gantung diri antara Selasa pukul 21.00 WIB hingga Rabu pukul 09.00 WIB.

“Selasa malam korban sempat ikut ronda bersama warga. Tapi dia pulang lebih awal karena mengeluh sakit di dadanya. Kemudian setelah itu korban pamit pulang untuk tidur,” ujar Kapolsek Karanganom, AKP Nurwadi mewakili Kapolres Klaten, AKBP Kalingga Rendra Raharja.

Dari hasil visum, Nurwandi mengatakan Purwanto tewas lantaran murni bunuh diri. Polisi juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. “Dari keterangan sejumlah warga, memang korban mengalami depresi akibat ganguuan jiwa yang dideritanya. Terakhir kali keluar dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Wedi saat masih musim hujan lalu,” ujar Nurwadi.

Beberapa kali, sambung Nurwadi, korban juga pernah mengamuk di rumah. Biasanya saat mengamuk, warga memanggil polisi untuk menenangkan Purwanto. Terhitung sudah tiga kali Purwanto masuk ke RSJ. Purwanto yang bekerja sebagai buruh bangunan itu meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak yang masih balita. Sementara itu, istri Purwanto, Ngatinah, tidak bisa dimintai keterangan karena masih syok dengan kejadian tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya