GANTUNG DIRI: Diduga Depresi, Warga Menuran Nggantung

ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Grafis/Dok)

SUKOHARJO--Diduga mengalami depresi, salah seorang warga Dukuh Gegalan, Menuran RT 003/003, Baki, Sukoharjo, Tjipto Paiman, 85, gantung diri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Jenazah korban yang tergantung di blandar pojok rumah bagian depan itu diketahui, Rabu (21/3/2012) sekitar pukul 06.00 WIB.

“Ketika itu korban menggantung dengan seutas tali plastik yang ditambatkan di blandar di rumah bagian depan. Ketika ada tukang bubur yang biasa berjualan di situ mengetahuinya, dia meminta tolong ke warga dan warga berdatangan,” ujar Kapolsek Baki, AKP Misran mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Ade Sapari ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (21/3/2012).

Misran yang berhasil mendapat keterangan dari dua saksi masing-masing Ny Rubilan, 60, dan Trianto, 51, menuturkan korban diduga depresi karena kurang perhatian dari anak-anaknya. Karena itu korban yang sudah 13 kali menikah ini nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri.

Bahkan dinilai sengaja mempersiapkan bunuh diri dengan seutas tali, karena tali yang menjerat leher korban cukup rapi dan mematikan. Sehingga ketika leher korban masuk ke kolong tali dan kursi yang digunakan untuk ancik-ancik ditendang, tali langsung menjerat leher korban dengan kuat.

Sementara berdasar data-data yang diperoleh di lapangan itu lah, Misran memastikan, korban tewas murni karena gantung diri.

“Tadi begitu saya mendapat laporan, langsung ke tempat kejadian bersama dengan dokter Puskesmas dan petugas dari Polres Sukoharjo. Dari hasil pemeriksaan, lidah korban menjulur keluar dan juga keluar air mani, sehingga hal ini seperti tanda-tanda orang yang biasa meninggal akibat gantung diri seperti lazimnya yang kami temui selama ini,” tegas Misran.

Hal lain yang menjadi penguat analisisnya,  karena berdasar keterangan dari dokter Puskesmas setempat, tak ditemukan adanya tanda-tanda mencurigakan yang mengarah penyebab lain.