SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Peneliti yakin, baterai Proton dapat bersaing dengan baterai Lithium-Ion.

Solopos.com, CANBERRA – Tim peneliti dari Universitas RMIT, Australia menunjukkan alternatif baru dalam membuat baterai yang tahan lama dan lebih ramah lingkungan. Mereka telah membuat sebuah purwarupa baterai peralatan elektronik menggunakan Proton, yang akan menggantikan penggunaan Lithium-Ion.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam sebuah laporan terbaru, baterai yang menggunakan Proton sebagai sumber energi ini terbukti dapat diisi kembali. Tentu saja, hal ini merupakan sebuah terobosan bagus bagi industri baterai di seluruh dunia.

Ekspedisi Mudik 2024

Dilansir Digital Trends, Rabu (14/3/2018), para peneliti pun menyatakan bahwa mereka membutuhkan waktu setidaknya lima hingga delapan tahun untuk mengembangkan baterai ini. Mereka yakin, baterai dengan inti Proton tersebut dapat bersaing dengan baterai Lithium-Ion.

“Baterai Lithium-Ion memang berfungsi dengan baik, namun material yang digunakan untuk membuat baterai ini sangat mahal,” ujar ketua peneliti John Andrews.

Lebih lanjut Andrew mengatakan jika memang ada alternatif materi inti lain untuk membuat sebuah baterai. Namun dia yakin harganya juga akan jauh lebih mahal. “Teknologi Hidro juga baik, namun harganya sangat mahal,” tambahnya.

Andrew juga mengatakan bahwa jumlah kebutuhan dalam konsumsi energi di dunia akan terus meningkat, terlebih lagi sumber daya yang dapat dibawa kemana-mana. Dia percaya, jika baterai Proton dapat memiliki potensi untuk mengatasi masalah tersebut.

Bahkan dia yakin, tidak menutup kemungkinan jika di masa depan, baterai Proton dapat menggantikan Lithium-Ion.

“Baterai Proton adalah salah satu kontributor potensial untuk memecahkan tingginya tuntutan akan penyimpanan energi. Baterai Proton akan lebih ekonomis daripada Lithium-Ion, yang menggunakan bahan dasar yang berharga mahal,” ujar Andrews.

“Karbon yang merupakan bahan utama dalam baterai Proton kami, ada dalam jumlah banyak dan berharga lebih murah jika dibandingkan dengan bahan metal campuran pada penyimpanan hidrogen dan lithium yang digunakan dalam baterai Lithium-Ion,” jelasnya.

Keuntungan lain dari baterai Proton ini adalah karbon yang dipakai sebagai bahan utama tidak akan mudah terbakar atau mengeluarkan asap. Ini berarti dapat menjadi solusi bagi baterai Lithium-Ion yang seringkali terbakar saat tertusuk atau dalam keadaan panas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya