SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG – Kepergian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, termasuk Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.

Bagi Ganjar, Sutopo merupakan sosok pekerja keras dan cerdas. Topo, panggilan akrab Sutopo merupakan abdi negara yang memiliki dedikasi tinggi.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

“Selama berjuang melawan kanker, beliau sangat sabar dan ikhlas. Bahkan masih menyempatkan diri melayani masyarakat dengan memberi informasi tentang kebencanaan. Sebuah dedikasi yang luar biasa dari seorang abdi negara,” ujar Ganjar dalam keterangan resmi, Minggu (7/7/2019).

Ekspedisi Mudik 2024

Ganjar lantas menuturkan pertemuan terakhirnya dengan Sutopo. Ia bertemu Sutopo kali terakhir pada acara Mata Najwa on Stage di Alun-Alun Boyolali, akhir Februari lalu. Saat itu, Sutopo menceritakan banyak tentang keluarganya dengan candaan yang ceria meski dalam kondisi sakit.

“Keluarganya dikenalkan satu persatu, kebetulan kan istri beliau itu adik kelas saya di Fakultas Hukum UGM. Orang tuanya sangat bangga atas pencapaian dirinya. Beliau juga sempat ngevlog bersama anaknya yang kuliah di Undip dengan sedikit ngeledek saya. Saya sebagai gubernur, sebagai sesama penggiat tentang kebencanaan, sebagai sahabat dan Ketua Umum Kagama, saya mendoakan Mas Topo khusnul khatimah. Selamat jalan, friend,” kata Ganjar.

Almarhum divonis pertama kali menderita kanker sejak Desember 2017. Ini artinya Sutopo telah bertahan selama 19 bulan. 

Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia di Rumah Sakit Kanker Modern St Stamford, Guangzhou, Tiongkok, Minggu dini hari, sekitar pukul 02.20 waktu Guangzhou. Ia meninggal dunia pada usia 49 tahun.

Setelah tiba di Tanah Air, jenazah Sutopo akan disemayamkan di rumah duka di Perumahan Raffles Hills, Cibubur, Kota Depok, Jawa Barat. Jenazahnya kemudian akan diberangkatkan ke Boyolali, Jateng, Senin (8/7/2019) pagi untuk dimakamkan.

Ganjar menambahkan, Pak Topo merupakan pekerja keras dan cerdas. Meski sakit, selalu menyempatkan diri melayani masyarakat dengan memberi informasi soal kebencanaan.

“Seabrek prestasi tetap tidak membuatnya tinggi hati. Kerendahan hatinya sepertinya terbentuk sejak kuliah. Karena Mas Topo salah satu mahasiswa berprestasi dari Fakultas Geografi UGM. Berasal dari keluarga sederhana tidak membikin lemah semangat justru menjadi pemacu sampai menyandang gelar akademis tertinggi, doktor,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya