SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng saat hadiah dari tim medis RSUP dr. Kariadi Semarang yang sembuh setelah tertular pasien Covid-19. (Youtube—Ganjar Pranowo)

Solopos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengklaim tinggal tiga kabupaten/kota di Jateng yang masuk kategori zona merah persebaran Covid-19. Ketiga daerah itu yakni Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Magelang.

Hal itu disampaikan Ganjar seusai rapat percepatan penanganan Covid-19 di Gedung A Kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Senin (15/6/2020). Selain ketiga daerah tersebut, seluruh daerah lain sudah masuk dalam zona kuning.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Syarat Berat Sekolah Dibuka Juli: Zona Hijau & Disetujui Seluruh Orang Tua

“Dari laporan dan analisis semuanya, hari ini tinggal Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Magelang yang masih zona merah [ di Jateng ]. Sementara lainnya masuk zona kuning, bahkan Banyumas dan Wonosobo sudah cenderung hijau,” ujar Ganjar.

Ekspedisi Mudik 2024

Terhadap tiga daerah yang masih zona merah itu, Ganjar pun akan memberikan instruksi khusus. Instruksi diberikan kepada kepala daerah di tiga wilayah itu agar memperketat kegiatan masyarakatnya.

Mendikbud Nadiem Makarim: Sekolah Cuma Boleh Dibuka di Zona Hijau

Di daerah zona merah Jateng itu, penerapan protokol kesehatan harus diperketat. Begitu pula pembatasan sosial yang masih diberlakukan karena risiko penularan Covid-19 masih tinggi.

"Di tiga daerah itu saya minta berhati-hati betul. Tolong kegiatan semuanya diperketat lagi. Kalau ada kegiatan masyarakat yang berkerumun, tolong dilarang. Nanti saya akan kirim surat agar pembatasan lebih diperketat,” tegasnya.

Bintang Emon Diserang Buzzer, Novel Baswedan Kritik Pembela Kezaliman

Masker

Ganjar menerangkan surat itu penting karena dirinya melihat masyarakat masih banyak yang tidak memperdulikan protokol kesehatan. Di Kota Semarang yang masih jadi zona merah di Jateng misalnya, Ganjar masih melihat banyak orang berkerumun tanpa jarak dan tak mengenakan masker.

"Kemarin saya sepedaan di Kota Lama dan Simpanglima. Luar biasa banyak masyarakat, seperti ada event saja. Ini kan bahaya, makanya akan saya buat surat khusus agar kegiatan itu dibatasi bahkan diperketat," terangnya.

Banyak Laboratorium Libur, Jumlah Tes Spesimen Covid-19 Indonesia Anjlok

Untuk daerah lain yang sudah zona kuning, Ganjar juga meminta semuanya tetap berhati-hati. Sebab tidak menutup kemungkinan, persebaran virus corona akan kembali terjadi dan bisa kembali masuk zona merah Jateng.

Oleh karenanya, ia pun meminta seluruh kepala daerah di Jateng melakukan persiapan dan melakukan penataan. Terutama, di tempat publik seperti pasar tradisional dan pusat keramaian.

Tolak Rapid Test, Puluhan Warga Serang Mengamuk di Kantor Kelurahan

"Saya minta seluruh pasar tradisional di Jateng [ baik zona merah maupun kuning ] ditata. Kalau perlu ditutup selama tiga hari untuk kemudian ditata jaraknya. Saya minta juga ada petugas yang berjaga agar pedagang dan pembeli semuanya aman," ucapnya.

Kapasitas Tes

Ganjar juga meminta seluruh Bupati/Wali Kota untuk meningkatkan tracing penyebaran Covid-19. Pencarian potensi penyebaran dengan pengawasan ketat harus diperbanyak, agar diketahui seberapa besar yang tertular.

89 Gadis Wonogiri Ajukan Dispensasi Kawin, Kebanyakan Hamil Duluan

Selain pengawasan dan pembatasan di seluruh daerah zona kuning dan merah di Jateng, Ganjar juga meminta pelaksanaan tes yang lebih banyak. Dia menginginkan proses pemeriksaan spesimen juga dipercepat hanya dalam satu hari jika memungkinkan.

"Saya minta laboratorium juga meningkatkan kapasitasnya. Kalau biasanya hasil lab tiga hari jadi, saya minta sehari selesai. Saya minta semua lab on selama 24 jam untuk keperluan ini," tutupnya.

Rekam Jejak Jaksa Fedrik Adhar Syaripuddin: Tuntut Ahok dan Pernah Cibir KPK

Meski ada zona merah, Tim Ahli Gugus Tugas Covid-19 Jateng, Anung Sugihanto, mengatakan beberapa daerah di Jateng memang menunjukkan posisi landai. Beberapa sudah masuk zona hijau, sementara lainnya masuk zona kuning.

"Namun semua harus hati-hati, tidak perlu cepat-cepat mengambil kebijakan normal baru [new normal]. Sebab, tidak menutup kemungkinan potensi wabah Covid-19 kembali terjadi,” ujar Anung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya