SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyandang disabilitas. (freepik)

Solopos.com, KLATEN—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten mengembangkan aplikasi untuk media pembelajaran pengurangan risiko bencana bagi penyandang disabilitas.

Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, mengatakan pengembangan tersebut bekerja sama dengan lembaga riset dan inovasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). “Yang dilakukan adalah membuat platform atau aplikasi berbasis android yang bisa digunakan untuk pembelajaran tentang bencana untuk difabel,” kata Nur saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (18/2/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nur menjelaskan pengembangan media pembelajaran bencana bagi difabel tersebut sudah dilakukan BPBD sejak 2019. Sebagai informasi, BPBD memiliki Unit Layanan Disabilitas Penanggulangan Bencana (ULD PB) yang salah satu fungsinya untuk memberikan pembelajaran khusus bidang mitigasi bencana kepada difabel. Nur Tjahjono menginisiasi pengembangan pembelajaran kebencanaan untuk difabel melalui e-learning.

Baca Juga: ULD-PB BPBD Klaten Punya Modul Khusus bagi Penyandang Disabilitas Netra

“Sebenarnya waktu itu untuk Diklatplim. Kemudian dikembangkan lagi di BPBD pada 2020 menjadi sistem pembelajaran kebencanaan e-learning berbasis website beralamat sipakdedifa.bpbd.go.id. Inovasi ini masuk 20 besar inovasi Jateng 2020,” jelas dia.

Pengembangan e-learning tersebut dilakukan untuk memudahkan penyandang disabilitas mempelajari kebencanaan. Pasalnya, berdasarkan survei sebesar 56 persen difabel tidak bisa mengakses informasi tentang kebencanaan.

Pengembangan itu juga dilakukan sebagai media pembelajaran bagi keluarga pendamping penyandang disabilitas, sukarelawan, serta masyarakat umum. Melalui pengembangan tersebut, difabel diharapkan bukan lagi dianggap sebagai kelompok rentan.

Baca Juga: Lewat Website, BPBD Klaten Bikin Difabel Makin Mandiri Hadapi Bencana

“Di Sipakdedifa, ada beberapa konten. Seperti konten untuk tuna netra di sana beberapa artikel sudah diaudiokan. Untuk teman-teman rungu, artikel juga diterjemahkan dalam bahasa isyarat. Intinya kami ingin ada pembelajaran bencana bagi difabel, keluarga pendamping, sukarelawan, dan masyarakat umum agar mengetahui bagaimana upaya mitigasi untuk difabel sendiri dan lingkungannya sehingga difabel tidak lagi dianggap sebagai kelompok rentan tetapi subjek penanggulangan bencana,” ungkap dia.

Pembelajaran bencana berbasis website itu menarik minat lembaga riset UMS. Bekerja sama dengan BPBD, UMS mengembangkan pembelajaran tersebut dalam bentuk aplikasi. Pembuatan aplikasi itu saat ini masih dalam proses. Pada Rabu (16/2/2022), kepala sekolah dan satu guru dari 14 Sekolah Luar Biasa (SLB) dikumpulkan guna diajak berdiskusi ihwal konten yang tepat yang bakal ada di aplikasi.

“Aplikasi ini dibuat mengembangkan website yang sudah ada. Harapan kami cakupannya nanti bisa lebih luas dan diakses di seluruh Indonesia,” kata Nur Tjahjono.

Baca Juga: BPBD Klaten Imbau Kelompok Rentan Bertahan di TES

Sebelumnya ULD PB BPBD Klaten mengembangkan media pembelajaran kebencanaan menggunakan braille. Penyusunan pembelajaran mitigasi bencana dengan braille itu dilakukan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK) Klaten pada 2019 lalu.

Wakil Ketua PPDK, Qoriek Asmarawati, menjelaskan ULD PB BPBD Klaten terdiri dari empat bidang yakni data dan informasi, kajian dan perencanaan penanggulangan bencana, koordinator tanggap darurat dan pascabencana, serta partisipasi dan peningkatan kapasitas.

“Yang biasa dilakukan kawan-kawan itu edukasi terkait pengurangan risiko bencana, konsolidasi sukarelawan disabilitas dengan sukarelawan desa, ada juga simulasi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya