Solopos.com, MADIUN -- Munculnya klaster pernikahan di Dukuh Bulurejo, Desa Bantengan, Kecamatan Wungu yang menyebabkan ratusan orang menjalani isolasi mandiri membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun mendirikan pos logistik.
Pos logistik di gerbang Dukuh Bulurejo ini didirakan untuk menyediakan bahan pangan dan kebutuhan lain bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Promosi Acara Gathering Perkuat Kolaborasi Bank Sampah Binaan Pegadaian di Kota Padang
Seperti diketahui, puluhan warga di kampung itu positif Covid-19. Kemudian, puluhan warga tersebut dibawa ke RSUD Dolopo untuk menjalani isolasi pada Senin (14/6/2021) malam. Namun, masih ada 200 orang di Bulurejo, Madiun yang tidak terpapar Covid-19, tetapi sedang menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Isolasi 88 Warga Positif Covid-19 di RS, Bupati Madiun: Supaya Perawatan Terjamin
Munculnya klaster pernikahan setelah ada warga yang menyelenggarakan hajatan resepsi pernikahan pada awal Juni 2021. Setelah itu, ada puluhan warga setempat yang positif. Kemudian berimbas pada ratusan warga menjalani isolasi mandiri di Bulurejo, Madiun.
Saat ini, gerbang masuk kampung tersebut ditutup dengan palang pembatas dan bendera merah. Hal itu menandakan bahwa kampung tersebut kini berstatus zona merah perebaran Covid-19.
Kepala Dusun Bulurejo, Madiun, Miftah, mengatakan pos logistik ini untuk memenuhi kebutuhan warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. Proses pendistribusian logistik dengan cara perwakilan keluarga mendatangi pos dan mengambil logistik.
“Untuk logistik yang disiapkan berupa bahan makanan, alat mandi, vitamin, dan buah-buahan,” kata dia, Selasa (15/6/2021).
Baca juga: Brak! Eh Motornya Nangkring di Atap Mobil Seusai Tabrakan
Beragam kebutuhan pangan seperti beras tersedia cukup banyak di pos yang berada tepat di samping gerbang masuk kampung. Logistik itu disediakan untuk warga yang menjalani isolasi mandiri di Bulurejo, Madiun.
Selain itu, akses jalan antara Desa Bantengan dan Desa Mojopurno ditutup sementara waktu. Seperti diketahui dalam klaster pernikahan ini, pengantin putri berasal dari Desa Bantengan. Mempelai pria berasal dari Desa Mojopurno. Di Desa Mojopurno, dari klaster ini ada 22 warga yang positif Covid-19.