SOLOPOS.COM - Para kepala desa (kades) dan tokoh masyarakat mengikuti sarasehan di Kantor Kecamatan Mondokan, Sragen, Sabtu (27/5/2023) malam. (Istimewa/Bambang Purwanto)

Solopos.com, SRAGEN — Warga dari sembilan desa di wilayah Kecamatan Mondokan, Sragen, mengadakan sarasehan dalam momentum Hari Jadi ke-277 Kabupaten Sragen, Sabtu (27/5/2023) malam.

Mereka membedah sejarah desa masing-masing untuk mencari potensi desa yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Di Mondokan, ditemukan 117 cerita lisan yang berkembang di masyarakat.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dalam sarasehan sejarah desa itu juga dimeriahkan dengan adanya ekspo usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada pagi harinya. Sebagai hiburan, sarasehan itu juga dimeriahkan dengan dagelan lokal Mondokan.

Camat Mondokan, Sragen, Agus Endarto, mengungkapkan ekspo UMKM berjalan lancar diikuti 40 pelaku UMKM, mulai dari kuliner, kerajinan, sampai pelaku usaha seni petunjukan dan dekorasi. Dia mengatakan ekspo UMKM itu sebagai sarana menggerakan ekonomi masyarakat.

“Pada malam harinya digelar sarasehan untuk menggali potensi desa lewat sejarah. Kami mengambil tema Lini Masa Mondokan, Temu Kenali Potensi Kecamatan Mondokan. Semua potensi di Mondokan itu ditemukan dan dikenali, setelah itu dikembangkan potensi yang ada untuk kesejahteraan rakyat Mondokan. Saat sarasehan ada dagelan lawas dan akustik asli Mondokan,” ujar Endarto, sapaannya, saat dihubungi Solopos.com, Senin (29/5/2023).

Sarasehan dimulai pukul 19.30 WIB sampai 22.30 WIB. Lewat sarasehan itu diharapkan bisa terbangun kesadaran kolektif masyarakat Mondokan untuk mengenali objek pemajuan kebudayaan di masing-masing desa.

Dalam kesempatan itu, Endarto memantik dengan menjelaskan tentang objek pemajuan kebudayaan (OPK). Dia mencatat ada 117 lokasi yang mempunyai modal cerita tutur.

Pegiat Ekspedisi Sukowati Sragen, Lilik Mardiyanto, melihat masing-masing desa di Mondokan itu memiliki rentetan masa yang berbeda-beda mulai dari masa Majapahit sampai masa kemerdekaan. Dia mengatakan banyak potensi desa yang belum dikenali oleh masyarakat mondokan.

Dia berharap ke depan, masyarakat dengan pemerintah desa sebagai ujung tombaknya bisa memanfaatkan sekaligus mengembangkan potensi itu agar memiliki nilai tambah di masyarakat.

“Caranya temui, kenali, manfaatkan, dan kembangkan sesuai dengan regulasi pemajuan kebudayaan. Targetnya, masyarakat bisa memiliki kesadaran bersama untuk memiliki potensi desa masing-masing. Dalam pengembangannya dibutuhkan peran generasi muda daerah yang kreatif dan cakap,” ujarnya.

Seluruh kepala desa (kades) di sembilan desa itu turut hadir dalam sarasehan itu dan dihadiri ratusan warga Mondokan. Dalam kesempatan itu ada potong tumpeng oleh camat dan diberikan kepada Ketua Paguyuban Kades Mondokan, Samdani, yang juga Kades Pare.

Sarasehan itu juga dihadiri para pegiat sejarah dari Sedulur Jagat Sukowati (Sejati), Tilik Ibu Pertiwi (TIP), Yayasan Palapa Mendira Harja Sragen, dan Tim Ekspedisi Sukowati. Para pegiat sejarah itu menyampaikan sejumlah temuan situs sejarah di wilayah Mondokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya